
Wujudkan Budaya Sadar Bencana, BPBD Wonosobo Bentuk FPRB
Kabupaten Wonosobo masuk salah satu daerah dengan potensi bencana yang kompleks dibandingkan daerah lain. Melalui pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) merupakan upaya strategis Pemkab dalam upaya mewujudkan budaya masyarakat yang sadar bencana, tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo Bambang Triyono saat Pembukaan FPRB Kabupaten Wonosobo Rabu, (03/07/2022) di Pendopo Selatan.
Jelasnya, pembentukan FPRB tersebut, untuk membantu mengurangi tingkat risiko bencana di Kabupaten Wonosobo baik fisik maupun non fisik dengan menyusun rencana aksi daerah, dan memberikan edukasi tentang kebencanaan.
“Wonosobo merupakan daerah dengan potensi bencana yang kompleks, melalui pembentukan FPRB semoga mampu mengurangi tingkat risiko kebencanaan,” kata Bambang.
Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo Mohamad Kristijadi dalam sambutannya berharap, pembentukan FPRB mampu membawa dampak positif dalam tingkat keselamatan dan peringatan bencana. Sehingga akan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat khususnya yang hidup di kawasan rawan bencana.
Selain itu, ia menilai dibentuknya FPRB sudah tepat, mengingat kondisi topografi Wonosobo berupa perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lahan yang bervariasi dari 0 sampai 8%. Dengan dibekalinya masyarakat pengetahuan dan keterampilan teknis kebencanaan, maka jika terjadi bencana sewaktu-waktu mereka sudah lebih siap penanganannya.
“Mari kita optimalkan keberadaan pembentukan FPRB secara efektif, kita samakan persepsi sesuai bidangnya masing-masing,” pintanya.
Sementara itu, Kasi Pencegahan BPBD Provinsi Jawa Tengah Muhamad Chomsul menyampikan, dengan meningkatnya intensitas bencana alam dibeberapa daerah, maka keberadaan FPRB dinilainya sudah tepat. Terlebih pemahaman kebencanaan yang masih kurang, regulasi, kelembagaan, perencanaan, dana, peningkatan kapasitas, hingga koordinasi antar stakeholder yang juga belum memadai.