
JELANG IDUL ADHA, MUI WONOSOBO GELAR BIMTEK PEMOTONGAN HEWAN KURBAN DAN 'JULEHA'
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan penyembelihan hewan kurban di kabupaten Wonosobo, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonosobo bersama Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) selenggarakan Kegiatan Bimbingan Teknis Juru Sembelih Halal (JULEHA) bagi para calon juru sembelih utusan takmir masjid/musholla pondok pesantren, komunitas santri gayeng nusantara dan kepanitiaan qurban lainnya, Selasa (20/6/2023) di Gedung Persaudaraan Haji Wonosobo.
Plh. Kepala Bagian Kesra Sekretaris Daerah Wonosobo, Zulfa Ahsan Alim mengapresiasi upaya yang dilakukan MUI. Menurutnya Pemkab terus berusaha mensosialisasikan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sesuai syariat kepada semua masyarakat terutama juru sembelih.
“Tentang keterjangkauan pembekalan bagi Juleha, Alhamdulillah Pemkab dan MUI berkomitmen untuk terus bersinergi melaksanakan kegiatan secara bertahap. Kita harapkan melalui sistem tular menular, juru sembelih ini nanti menularkan dan mengedukasi kepada yang lain di wilayahnya masing-maning, jadi keterjangkauan ini akan berjalan dengan baik,” ungkap Zulfa.
Lebih lanjut disampaikan, meskipun hewanperlakuan kesejahteraan hewan perlu di utamakan. Sehingga semua proses menjadi nilai ibadah dan mengandung unsur-unsur pembelajaran baik yangakan menghadirkan kepuasan batin bagi yang menyembelih dan yang berkurban.
“Dengan berqurban bisa menjangkau relung-relung lapisan masyarakat, sehingga harapannya bisa meningkatkan nilai gizi masyarakat dan membantu mengatasi mengentaskan masalah stunting di Wonosobo,” ujarnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonosobo, KH. Muchotob Hamzah menjelaskan, sejak 2017 pihaknya sudah bermitra secara permanen dengan Pemkab melalui Dispaperkan dan Bagian Kesradalam kegiatan bimbingan kepada para juru sembelih hewan qurban. Menurutnya itu sangat penting dilakukan guna menjamin penyembelihan hewan secara halal, sehingga masyarakat juga mendapatkan jaminan daging yang halal dan toyib.
“Tahun ini kita melaksanakan 3 kelas, masing-masing 45 orang. Adapun hari ini kita melaksanakan paket khusus untuk santri gayeng nusantara Wonosobo dan 3 perwakilan dari seluruh kecamatan. Adapun materi pembelajaran meliputi filosofi halal haram, materi penyiapan peralatan penyembelihan, cara mengendalikan hewan dan Fiqih teknologi serta praktek lapangan,” jelas abah Khotob.
Menurutnya, pelaksanaan bimbingan itu dilakukan agar para juru sembeli dapat melakukan pemotongan hewan kurban dengan baik dan benar. Salah satu bimbingan yang dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada para juru sembeli agar dapat mengetahui karakteristik hewan kurban.
“Profesi JULEHA merupakan ujung tombak penentu kehalalan dan penghasil daging yang ASUH (Aman Sehat Utuh Halal). Peran JULEHA menjadi sangat penting dalam memastikan pelaksanaan penyebelihan hewan ternak agar memenuhi persyaratan syariat islam dan prinsip kesejahteraan hewan,” ungkapnya.
Dengan adanya bimtek ini, diharapkan mampu meningkatkan keterampilan petugas JULEHA sehingga mampu menyediakan produk asal hewan yang halal dan thoyib serta terjamin mutu dan keamanannya untuk dikonsumsi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani.
"Di samping halal juga higienis, itu sangat penting dilakukan oleh umat Islam. Maka dipandang perlumelakukan pelatihan-pelatihan semacam ini," ujarnya.
Selanjutnya, para peserta yang telah mendapatkan pelatihan akan diberikan sertifikat. Sertifikat itu menjadi sebuah jaminan bahwa juru sembelih yang melakukan kurban adalah orang yang telah diberikan bimbingan.