
Bupati Targetkan Wonosobo segera Bebas ODF
Percepatan "Open Defecation Free" (ODF) atau stop buang air sembarangan dirumuskan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat. Untuk itu, dalam mewujudkannya perlu didukungan seluruh elemen masyarakat
Hal tersebut, ditegaskan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, dalam sambutannya saat pengarahan Rembuk Percepatan ODF, Rabu (31/5/2023), di Pendopo Selatan
"Mencapai Kabupaten Wonosobo yang ODF, adalah gampang-gampang susah, karena disamping terkait dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang belum merata, kultur, budaya ataupun kebiasaan masyarakat yang masih kental juga berpengaruh besar atas program ini. Untuk itu melalui rembuk ODF ini, saya harap dapat menggugah kesadaran bersama, dalam meningkatkan sinergitas dan derajat kesehatan masyarakat.," tegasnya
Menurut Afif, Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), tidak dapat dicapai oleh pemerintah saja, namun secara komprehensif diperlukan kolaborasi dan komitmen seluruh elemen masyarakat dalam mencapai target-target pembangunan
“Di Wonosobo baru ada 4 kecamatan yang mendeklarasikan sebagai Kecamatan ODF, 2 sedang mempersiapkan deklarasi, dan 9 belum mendeklarasikan diri. Adapun di tingkat desa baru 104 dari 265 desa yang mendeklarasikan diri sebagai Desa ODF,” ungkap Afif
Tentunya upaya ini akan lebih cepat berhasil bila dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Termasuk institusi TNI dan Polri di semua jajaran, baik Kodim/Polres, Koramil/Polsek maupun Babinsa dan Babinkamtibmas yang tersebar di seluruh pelosok desa,” pintanya.
Selain itu, Deklarasi ODF tidak boleh hanya dimaknai sebatas memiliki jamban sehat, namun juga tercapainya akses dan perilaku masyarakat dalam melakukan sanitasi
Keberadaan program Gema Bang Jamet, Peraturan Bupati dan Instruksi Bupati, dapat menjadi pedoman dalam mewujudkan Kabupaten Wonosobo ODF. “Mari kita dorong desa dan kecamatan yang belum ODF, untuk melaksanakan Gema Bang Jamet, dengan menemukan kakus yang tidak sesuai ketentuan,” ujarnya
Sementara itu, PLH Kepala Dinas Kesehatan Wonosobo Junaedi menyampaikan, pihaknya bersama perangkat daerah dan pihak terkait menggelar rembuk percepatan Open Defecation Free (ODF). Pasalnya, Kabupaten Wonosobo ditargetkan bulan September harus 100% masyarakatnya mengakses jamban sehat atau tidak ada lagi orang buang air besar di sembarang tempat
“Rembug ini, diselenggarakan untuk membahas strategi bagimana menutup jamban terbuka agar masyarakat disitu terdorong untuk menggunakan jamban yang kesehatan.
Sekda Wonosobo Andang Wardoyo juga mengingatkan untik saling membantu dalam langkah pemenuhan jamban sehat kepada masyatakat, sehingga masayarakat mudah mengaksesnya. .,” kata Junaedi.
Menurutnya, Wonosobo memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar mengingat dari 15 kecamatan yang sudah deklarasi, ada 4 dan 2 sedang berjalan, dimana Kecamatan Wadaslintas tinggal deklarasi dan Kalibawang sedang dalam tahap persiapan verifikasi. Sehingga masih tetsisa 8 kecamatan yang harus segera dituntaskan.
“Untuk memutuskan rantai penularan harus dilakukan rekayasa pada akses ini, agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban (sehat) harus mencapai 100 persen di seluruh Indonesia,” jelasnya
Mencapai ODF atau 100 persen akses sanitasi, dipengaruhi beberapa komponen yaitu dukungan kebijakan politik, dukungan anggaran, keterlibatan struktural dan non struktural, serta bagaimana upaya menciptakan permintaan sanitasi. Selain itu juga perlu adanya penyediaan supplay sanitasi, monitoring dan evaluasi STBM.
“Yang tidak kalah penting, adanya komitmen bersama Kepala Puskesmas, Perangkat Daerah, BUMN dan BUMD dalam nyengkuyung bareng menuntaskan permasalahan ini,” pungkasnya.