Sekolah Pasar Modal Pemkab – UI Mulai Buka Pendaftaran
Keinginan warga Wonosobo untuk berinvestasi di pasar modal dinilai cukup tinggi. Setidaknya, hal tersebut tampak, ketika Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Komunikasi dan Informatika dan Bagian Pemerintahan Setda menggelar webinar Sekolah pasar modal bertema Investasi Sehat, Aman dan Menguntungkan pada Kamis (14/10/2021). Tak kurang dari 350 orang bergabung dalam webinar yang menghadirkan 5 narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jateng-DIY, Kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia DIY, Laboratorium dan Galeri Investasi BEI, vokasi Universitas Indonesia dan PT Reliance Sekuritas Indonesia tersebut. Tias Retnani, Deputi Direktur Lembaga Jasa Keuangan dan Perijinan OJK Regional 3 Jateng – DIY, menilai banyaknya peserta webinar itu menandakan sinyal positif, produk investasi yang aman masih diminati warga. “Sekolah Pasar modal ini tidak melulu tentang bagaimana menanam saham di bursa efek, namun juga tentang pemahaman terhadap potensi-potensi merugikan seperti munculnya fintech illegal, investasi bodong, serta bagaimana setiap investor dapat lebih cerdas memilih instrumen investasinya,” tutur Tias.
Tias mengaku sangat apresiatif terhadap sambutan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, yang bersedia membuka sarana edukasi berupa sekolah pasar modal kepada warga masyarakatnya agar mereka tidak terjebak dalam iming-iming investasi berujung petaka. Ia mengakui saat ini literasi investasi dan inklusi pasar modal masyarakat masih sangat rendah, yaitu di bawah 5 %. “Kehadiran sekolah pasar modal ini membuka kesempatan luas kepada masyarakat umum untuk dapat memahami seluk-beluk investasi, sekaligus meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal,” tandas Tias.
Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY, Irfan Noor Riza yang tampil pada sesi kedua webinar membenarkan perihal masih terbukanya peluang warga masyarakat Wonosobo untuk masuk ke pasar modal. Dengan bekal pengetahuan yang cukup, Irfan menyebut masyarakat akan jauh lebih untung ketika berada pada pasar modal yang memiliki potensi keuntungan tinggi dan aman karena berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan. “Sebagai contoh adalah ketika pada Tahun 1982 PT Unilever menggelar Initial Public Offering (IPO), dalam posisi harga penawaran sebesar Rp 3.175, dan kapitalisasi pasarnya sebesar 29.21 Milyar Rupiah, per Agustus 2021, nilai kapitalisasi pasar PT Unilever sudah mencpai 154 Triliun Rupiah, atau tumbuh sekitar 20 % per tahun, atau 1.056 kali nya,” terang Irfan. Untuk saat ini, masyarakat disebut Irfan memiliki pilihan sangat banyak ketika hendak membeli saham perusahaan, dan kabar baiknya, cukup dengan Rp 100.000 saja sudah dapat melakukan investasi.
Menyambut Webinar perdana sekaligus pembukaan pendaftaran Sekolah Pasar Modal di Kabupaten Wonosobo, Bupati Afif Nurhidayat mengaku gembira dan optimis, kedepan warga masyarakat akan berkenan memanfaatkan kesempatan untuk menimba ilmu perihal pasar modal. “Sejarah investasi Wonosobo kita semua tentu ingat betul bagaimana pada sekitar 10 sampai 11 tahun silam ribuan nasabah Wonosobo mengalami kerugian cukup besar bahkan mencapai Ratusan Milyar Rupiah,” beber Afif. Hal itu terjadi, karena menurut Afif pada saat itu pemahaman perihal investasi di masyarakat masih minim dan instrumen investasinya juga belum mendapat jaminan keamanan. “Melalui webinar ini, banyak hal yang akan disampaikan para narasumber dari lembaga-lebaga kredibel, sehingga saya meyakini materi-materi yang diterima para peserta benar-benar mampu membuka wawasan baru yang kelak akan sangat bermanfaat,” tandasnya. Afif juga berpesan agar warga masyarakat Wonosobo senantiasa waspada terhadap tawaran-tawaran investasi menggiurkan dengan imbal hasil tinggi, namun lembaganya tidak berada dalam pengawasan OJK.