SMAN 1 Wonosobo Juara Lomba Cerdas Cermat HAM Tingkat Nasional
Tim SMAN 1 Wonosobo sukses tampil menjadi juara pertama dalam gelaran lomba cerdas cermat yang digagas Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan HAM (Ditjen HAM Kemkumham) dalam rangka memperingati Hari HAM se-dunia ke-70. Lomba Cerdas Cermat HAM ini diikuti tidak kurang dari 52 sekolah di sekitar Jabodetabek dan Jawa.
Pada babak final yang digelar Minggu (9/12) malam, tim SMAN 1 Wonosobo yang beranggotakan Dinda Ari Shasita, Farah Anggita dan Chesya Paulina berhasil mengalahkan tim dari lima sekolah lainnya dengan raihan skor 1.900. Atas kemenangan ini, tim SMAN 1 Wonosobo berhak atas piala dan hadiah tabungan pendidikan senilai 9 juta rupiah.
Posisi kedua berhasil ditempati SMA 5 Madiun dengan skor 1.200 dan berhak atas piala dan tabungan pendidikan senilai 7,5 juta rupiah. SMA 4 Bekasi yang menempati juara tiga skor akhir 1.090 mendapat hadiah tabungan pendidikan senilai 6 juta rupiah. Tiga tim lainnya, yakni SMA 1 Kota Sukabumi dan SMA 1 Surakarta serta SMA 78 Jakarta, yang meraih nilai 890, 500 dan 80, harus puas dengan Juara Harapan 1, Juara Harapan 2 dan Juara Harapan 3, masing-masing mendapat hadiah 4,5 juta rupiah, 3.750.000 rupiah dan 3 juta rupiah.
Bersama guru pendamping Pujiono dan Narjo, yang keseharian mengajar mata pelajaran PPKN, selama berlatih di Wonosobo dan berkompetisi di Jakarta, Dinda, Farah dan Chesya mengaku tidak menyangka dapat meraih gelar juara. Hal ini lantaran meraka hanya diberi waktu dua minggu untuk mempersiapkan diri. Apalagi, setiap tim mendapat materi dan soal yang sama sebagai latihan sebelum mengikuti perlombaan ini.
Menurut Dinda, tantangan utama pada materi. Karena meraka sudah diberi soal, tapi karena semuanya pasti sudah menghapal, tentunya persaingan akan berat juga. Tapi dengan kekuatan doa hal ini bisa mereka lewati. Dinda berharap perlombaan sejenis digelar setiap tahunnya, dengan melibatkan lebih banyak sekolah. Sehingga akan lebih banyak lagi pelajar yang mengetahui dan menghormati hak asasi manusia.
Ditambahkan Dinda, semua warga negara harus menghargai hak asasi manusia, termasuk pelajar, yang belajar bukan cuma untuk pelajaran semata, tapi untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Dirjen HAM, Mualimin Abdi mengatakan, perlombaan ini merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari HAM se-dunia ke-70. Mualimin memastikan, perlombaan ini dilakukan secara fair dan terbuka dan berharap ke depan akan lebih baik dengan jumlah peserta lebih banyak lagi.
Untuk kegiatan serupa tahun depan, Muslimin mengatakan, pihaknya akan menerapkan format babak penyisihan di setiap Kanwil Kumham di seluruh Indonesia. Sehingga akan lebih banyak lagi sekolah yang berkompetisi.
Menurutnya, perlombaan ini penting untuk menambah wawasan para pelajar mengenai HAM. Mualimin meyakini dengan menghormati HAM dan mematuhi hukum, tidak ada lagi pelajar yang melakukan perundungan, tawuran atau bentuk kekerasan lainnya.
Pihaknya mengimbau kepada para pelajar yang masih duduk di bangku sekolah, untuk memahami HAM dan menghormati hukum. Jika menghormati HAM dan mentaati hukum, pihaknya berharap tidak akan ada bully, tawuran, atau kekerasan. Sehingga apa yang menjadi program pemerintah dengan revolusi mental bisa terlaksana dengan baik. Pada dasarnya penyelenggaraan seperti ini adalah juga dalam rangka mengubah atau mengimplementasikan revolusi mental yang dicanangkan pemerintah. Untuk itu, Ditjen HAM berencana menjadikan para pemenang perlombaan ini sebagai duta HAM. Dengan wawasan yang dimiliki selama mengikuti perlombaan, para pemenang diharapkan dapat menyebarkan dan menerapkan penghormatan terhadap HAM dalam kehidupan sehari-hari. Pihaknya mengaku sudah berbicara dengan para Kepala Kantor Wilayah. Apa yang bisa dimanfaatkan dari pelajar yang sudah juara ini bisa ditindaklanjuti.
Sementara itu, menurut Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo, Ratna Anggraeni Susilawati, SH, pada hari Sabtu dengan undian nomor 7 di babak penyisihan, Tim SMAN 1 Wonosobo berhasil meraih nilai 840 mengalahkan SMAN 3 Semarang, SMA ABBS Surakarta, SMA 1 Tangerang dan SMKN 3 Tangerang. Berikutnya 6 regu yang bertanding untuk penentuan juara 1, 2,3 dan harapan 1,2,3. Pada hari Minggu pagi, sekitar jam 8, Tim SMAN 1 Wonosobo, masuk babak semi final dengan peserta 10 regu, yang dijadikan 2 sesi dan masing-masing sesi dipilih 3 nilai terbaik yang akan masuk babak final. Regu yang lolos ke babak semifinal adalah SMAN 78 Jakarta, SMAN 1 Surakarta, SMAN 4 Bekasi, SMKN 1 Depok, SMAN 1 Sragen, SMAN 1 Kota Sukabumi, SMAN 1 Wonosobo, SMAN 3 Depok, SMAN 5 Surabaya dan SMAN 5 Madiun.
Dan pada Final yang digelar pada hari Minggu malam, SMAN 1 Wonosobo berhasil menjadi yang terbaik mengalahkan SMA 5 Madiun, SMA 4 Bekasi, SMA 1 Kota Sukabumi, SMA 1 Surakarta serta SMA 78 Jakarta.
Pihaknya sangat bangga atas raihan ini. Hal ini membuktikan bahwa upaya Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam melakukan diseminasi HAM, di semua tingkatan cukup baik, dan berharap capaian ini tidak berhenti dalam ajang kompetisi antar pelajar saja, tapi juga bisa diimplementasikan di tengah masyarakat. Dukungan semua pihak sangat penting, dan pihaknya sangat mengapresiasi atas semua upaya yang telah dilakukan, utamanya dalam mewujudkan Wonosobo sebagai Kabupaten Ramah HAM.
Pujiono, menambahkan, raihan prestasi ini semakin menambah deretan prestasi pelajar Wonosobo di kancah nasional. Sebelumnya di tahun 2015, tim SMAN 1 Wonosobo berhasil menjadi juara I tingkat nasional dalam ajang Lomba Cerdas Cermat (LCC) Empat Pilar Kebangsaan tingkat nasional yang digelar oleh MPR RI. Dalam final yang digelar tanggal 18 Agustus 2015 di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Tim SMAN 1 Wonosobo, yang beranggotakan Yoga Adi Pratama, Gian Parusa, Zaki Fajar Rokhmah, Itsna Khoirul Rizal, Fitri Nur Fadlilan, Purborini Argi Sundari, Eka Yuniati, Rahmanisa Laila Fitri, Kholifatus Saadah dan Murlina Fitriani, dengan skor 224 mengalahkan tim dari SMAN 1 Mojokerto, Jawa Timur yang meraih nilai 201 dan tim SMAN 1 Ciomas Banten yang meraih nilai 196.
Hal ini membuktikan, bahwa di kota kecil seperti Wonosobo, pemahaman tentang Hak Asasi Manusia yang universal maupun semangat menjaga keutuhan NKRI sangat besar. Dan hal ini bisa menjadi virus kebaikan, tidak hanya bagi rekan sejawat tapi juga motivasi bagi seluruh elemen masyarakat, dan ini perlu dijaga dengan terus mendapat dukungan semua pihak.