
Sistem Informasi Desa dan TTE, Wujudkan Desa Digital di Wonosobo
Desa dan kelurahan memiliki potensi besar sebagai sumber data yang valid dan akurat bagi keberhasilan pembangunan dan dasar pengambilan keputusan penyelesaian masalah yang dihadapi daerah.
Hal tersebut, disampaikan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat melaunching peluncuran Sistem Informasi Desa (SID) Terpadu melalui Open SID dan Tanda Tangan Elektronik di GOR Watu Gong Kalierang Selomerto Wonosobo, Rabu (18/10/2023).
Selain itu, Afif juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya peluncuran Sistem Informasi Desa Terpadu dan Tanda Tangan Elektronik (TTE). Harapannya, melalui kegiatan tersebut akan menguatkan pemahaman bersama, tentang pentingnya pengelolaan data yang bersumber dari desa dalam SIDesa Terpadu, untuk akselerasi pembangunan wilayah.
“Semoga melalui terobosan ini dapat menguatkan pemahaman bersama, tentang pentingnya pengelolaan data yang bersumber dari desa dalam Sistem Informasi Desa Terpadu, untuk akselerasi pembangunan wilayah. Selain itu, terciptanya pemahaman bersama atas pentingnya digitalisasi administrasi pemerintahan, serta meningkatnya implementasi Tanda Tangan Elektronik (TTE) dalam proses kerja sehari-hari, sehingga mampu mendukung akselerasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Kabupaten Wonosobo,” katanya.
Menurut Afif, dalam rangka percepatan transformasi digital yang mengubah secara struktural cara kerja, aktifitas, konsumsi, belajar, hingga transaksi dari offline ke online, maka diperlukan terobosan diberbagai sektor strategis, seperti percepatan integrasi pusat data nasional. SPBE hadir sebagai tools yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel, serta memberikan kontribusi terhadap efektifitas pada pelayanan administrasi pemerintahan dan layanan publik.
“Persiapan kebutuhan Sumber Daya Manusia(SDM) talenta digital, serta persiapan yang berkaitan dengan regulasi, pendanaan dan pembiayaan. Penerapan SID Terpadu, sebagai basis data penting yang dihasilkan desa, yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan pembangunan desa berkelanjutan. Salah satunya dengan memprioritaskan penanggulangan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting di Wonosobo,” imbuh Afif.
Harapannya, desa mampu memonitor dan mengevaluasi laporan terkait kemiskinan dan stunting di wilayah masing-masing. Pasalnya,sistem data yang lebih terukur akan memudahkan melihat lokasi dan sasaran prioritas.
Untuk itu, pihaknya meminta segenap jajaran kepala desa, perangkat desa, dan lurah agar secara serius dan profesional mengelola data sesuai dengan kaidah statistika. Data yang terkelola dengan baik akan mendorong Pemerintah Desa/Kelurahan untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dan efisien.
“Pengelolaan data secara optimal diharapkan mampu meningkatkan daya saing desa, serta menyelesaikan permasalahan strategis desa dalam rangka mewujudkan desa berdikari dan mandiri,” ujar Afif.
Sementara itu, ketua Perkumpulan Penggiat SistemInformasi Desa (PSID) Ahmad Mutasim menjelaskan, aplikasi OpenSID sifatnya terbuka nasional. Adapun di Wonosobo dimulai Sejak tahun 2017 oleh desa Adiwarno Selomerto, kemudian 2019 di Desa Gunungtawang.
“Jika hanya dua desa ngga ada pengaruh yang berarti untuk kabupaten, sehingga kita ingin data kami antara satu desa dengan desa lain saling terkoneksi sehingga bisa membantu pemkab jika membutuhkan data untuk membuat kebijakan, baik level desa maupun kabupaten, sehingga, tahun2023 kami berinisiasi membentuk perkumpulan, agar apa yang sudah dilakukan di dua desa itu bisa dilakukan di desa lain jadi desa yang terkumpul akan saling terkoneksi dengan kabupaten," terangnya.