
Sarasehan Kebangsaan, Wabup : Momentum Penguat Komitmen Bersama Moderasi Beragama Di Wonosobo
Moderasi beragama dapat dikatakan merupakan sebuah potensi bagi kemajuan bangsa, yang patut kita kembangkan bersama untuk menyatukan daya dan upaya, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Praktik moderasi beragama serta pemahaman yang benar atas praktik keagamaan, diharapkan dapat menjadi tameng tersendiri dalam menghalau ekses-ekses negatif dari globalisasi serta modernisasi, yang dapat mengganggu kerukunan umat beragama dan bermasyarakat yang selama ini telah dibina. Sebagaimana disampaikan Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar saat Sarasehan Kebangsaan “Praktik Baik Moderasi Beragama di Aras Lokal” di Aula Pondok Pesantren Al-Mansyur, Selasa (10/10/2023).
“Di Kabupaten Wonosobo sendiri, pemerintah beserta seluruh elemen masyarakat, selama ini terus mengupayakan terciptanya kerukunan dalam kehidupan beragama, sehingga mampu terhindarkan dari konflik berbasis agama. Semoga sarasehan yang kita laksanakan ini dapat menjadi sebuah maslahat yang luas, khususnya bagi tumbuh suburnya kerukunan beragama dan kedamaian kehidupan, di kabupaten kami dan bangsa Indonesia seluruhnya,” kata Albar.
Lebih lanjut, sarasehan ini menjadi forum yang tepat bagi kita semua dalam menguatkan implementasi semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika di lingkup lokal. Kegiatan ini dapat menjadi sebuah forum untuk berdiskusi bersama, menyelami pluralitas yang menjadi takdir bangsa kita, sekaligus mengembangkan paradigma moderasi beragama dan toleransi. Momentum ini juga mampu menjadi penguat komitmen bersama, untuk berjalan beriringan membangun Kabupaten Wonosobo, tanpa menjadikan perbedaan suku, agama, ras dan golongan sebagai hambatan bagi kemajuan daerah.
“Sebut saja kehidupan masyarakat di Desa Buntu, yakni salah satu desa di Kecamatan Kejajar, dengan masyarakat yang plural namun mampu mempertahankan suasana kekeluargaan dan persaudaraan, juga di-launching-nya Kampung Moderasi Beragama di Dusun Giyanti, Desa Kadipaten, Kecamatan Selomerto, serta Rumah Moderasi Beragama, yang membuktikan bahwa semangat toleransi dalam keberagaman masih terus ada ditengah masyarakat,”imbuh Albar.
Dengan demikian, praktik moderasi beragama serta pemahaman yang benar atas praktik keagamaan, diharapkan dapat menjadi tameng tersendiri dalam menghalau ekses-ekses negatif dari globalisasi serta modernisasi, yang dapat mengganggu kerukunan umat beragama dan bermasyarakat yang selama ini telah kita bina.
Sementra itu, Perwakilan Lembaga Bhineka Reserch Diah Ismoyo Wati menjelaskan, kegiatan ini bertumpu dari praktek-praktek yang dilakukan oleh kabupaten Wonosobo terkait moderasi beragama sangat nyata dan natural tidak dibuat-buat. Sehingga sarasehan ini sebagai momentum untuk menyebarluaskan hal baik terkait bagaimana menjaga, merawat keberlangsungan kerukunan beragam terutama di Wonosobo.
“Sarasehan kebangsaan dengan tema ‘Praktik Baik Moderasi Beragama di Aras Lokal’. Peserta sudah mewakili unsur moderat, pesertanya sangat beragam seluruh komunitas lintas agama. Mengangkat tema ini untuk menujukan kekayaan Wonosobo perihal kerukunan dan kehidupan sosial yang luar biasa untuk dikenalkan untuk dijadikan teladan daerah lain yang mengalami krisis idealisme dan intoleran,” jelas Diah.
Menurutnya, Wonosobo kota dingin tapi hangat, dalam arti dingin cuaca tapi hangat dalam sosial bermasyarakat dan kerukunannya. Dibuktikan yang dilakukan beberapa desa di Wonosobo. Harapanya masyarakat secara umum akan semakin kuat rasa persaudaraan. Kemudian masyarakat semakin paham akan arti moderasi dan praktek-praktek nya.
“Kami berharap kegiatan ini memberikan spirit Pemda dan masyaraka agar terus merajut memupuk kerukunan umat beragama di Wonosobo semakin baik. Bagi pemerintah sangat penting untuk memberikan atensi yang lebih terhadap kearifan lokal yang ada di Wonosobo untuk diangkat untuk memperkaya dan memperkuat Wonosobo kota dingin dan hangat,” pungkasnya.
Dalam kegiatan ini menghadirkan narasumber Menteri Agama RI tahun 2014-2019 Dr. K.H. Luqman Hakim Saifuddin, M.A. dan Ketua FKUB Provinsi Jawa Tengah, Drs. Taslim Syahlan, M.Si.