Santri Disiapkan Sebagai Motor Penggerak Kemajuan Bangsa Masa Depan
Sejak ditetapkan 2015 yang lalu, setiap 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional (HSN). Tahun ini, Peringatan Hari Santri Nasional masuk ke-10, dengan mengangkat tema “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan”. Di Wonosobo puncak acara dilaksanakan di Alun-alun Wonosobo, Selasa, (22/10/2024), yaitu upacara dan gebyar santri.
Dalam kesempatan tersebut, Plt. Bupati Wonosobo Muhammad Albar menyampaikan, “Jihad” dalam Islam bukanlah sebatas pertempuran fisik, melainkan perjuangan secara keseluruhan, yang mencakup perjuangan untuk menguatkan iman, memperdalam ilmu, dan memperbaiki diri.
“Hari ini, kita akan merenungkan bagaimana peran santri sebagai pilar keagamaan dan keilmuan, dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa. Makna resolusi jihad, membela dan mempertahankan NKRI,” ungkap Gus Albar sapaan akrabnya.
Lebih lanjut disampikan, saat ini santri tidak lagi melawan penjajah, namun mengisi kemerdekaan dengan belajar ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum untuk membentuk cendekiawan muslim. Perjuangan melawan kebodohan dan keterbelakangan, serta mengantisipasi dampak negatif gempuran kemajuan teknologi informasi seperti maraknya penyebaran hoaks, ujaran kebencian, hingga ancaman disintegrasi bangsa.
“Momentum hari santri tidak hanya dilihat dari seremonialnya. Saya harap para santri mulai meningkatkan sumber daya manusianya, seimbang antara ngaji dan sekolah, dengan demikian para santri dapat menguasai lini-lini kehidupan di berbagai bidang. Momentum hari santri menjadi momen instropeksi dan refleksi untuk masa depannya,” pinta Albar.
Peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata, hari santri adalah milik kita semua, milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air dan memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan. Jika para pendahulu telah mewariskan nilai-nilai luhur untuk bangsa, maka santri masa kini bertanggung jawab untuk tidak sekadar menjaganya, melainkan juga berkontribusi dalam membangun masa depan masyarakat yang lebih baik.
“Saya mengajak segenap santri dan pondok pesantren untuk menjadi teladan dalam konsumsi maupun produksi literatur, sekaligus menjadi mitra pemerintah dengan berperan aktif dalam membangun budaya literasi masyarakat Kabupaten Wonosobo,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo, Panut menyampaikan, tema HSN 2024 mengingatkan kita pada salah satu bait dalam kitab Alfiyyah Ibnu Malik, bahwa “Seorang santri mempunyai tugas untuk melanjutkan perjuangan kiai, ketika sang kiai wafat”.
Menurutnya, "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan" adalah sebuah penegasan bahwa santri masa kini memiliki tugas untuk meneruskan perjuangan para pendahulu yang telah berjuang tanpa kenal lelah demi kemerdekaan dan keutuhan bangsa.
Menyambung juang bukan hanya berarti mengenang, tetapi juga beraksi dengan semangat yang sama dalam menghadapi tantangan zaman modern. Jika para pendahulu berjuang melawan penjajah dengan angkat senjata, maka santri saat ini berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan angkat pena.
Sementara itu, ketua Panitia HSN 2024, Gus Khoir menambahkan, Rangkaian kegiatan HSN dimulai 13 Oktober lalu, berupa Kompetisi Liga Santri, Seminar, Sima’an Qur’an dan 6 kegiatan perlombaan seperti Qiroatil Kutub, Hifdzil Qur’an, Duta Santri, Rebana, Kaligrafi dan Video Profil.
“Semua berjalan sukses dan meriah berkat dukungan semua pihak utamanya pemerintah daerah. Perayaan HSN di Wonosobo dari tahun ke tahun semakin meriah dan semarak,” pungkasnya.