Percepat Penanganan Kemiskinan Ekstrem, Muhaimin Kunjungi Wonosobo
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia Muhaimin Iskandar, melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Wonosobo, Senin, (16/12/2024). Hal tersebut, dilakukan dalam rangka mempercepat pencapaian target nasional terkait pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Menurut Muhaimin, meskipun angka kemiskinan di Kabupaten Wonosobo mengalami penurunan, namun untuk mencapai target 15%, dinilainya masih terdapat beberapa kendala dan tantangan yang perlu dipecahkan bersama. Termasuk di lima kabupaten lainnya di Jawa Tengah.
"Kami memiliki target ambisius untuk menurunkan kemiskinan ekstrem dalam dua tahun ke depan. Oleh karena itu, seluruh kementerian terkait harus memberikan perhatian serius terhadap hal ini, terutama dalam bidang infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan akses bantuan langsung kepada masyarakat," ujarnya saat dialog bersama masyarakat di Desa Gunturmadu.
Kunjungan kerja ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah, dengan fokus menurunkan angka kemiskinan di daerah-daerah yang masih menghadapi tantangan signifikan.
“Wonosobo memiliki potensi yang sangat besar, sehingga saya memilih kabupaten ini sebagai lokasi kunjungan kerja pertama. Kami berharap dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan dari seluru hpihak terkait, target pengentasan kemiskinan ekstrem dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat,” ungkap Cak Imin sapaan akrabnya.
Jelas Muhaimin, kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya Pemerintah Pusat untuk mendorong terwujudnya sinergi yang erat dalam merancang dan melaksanakan kebijakan pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengapresiasi dan menyambut positif perhatian Pemerintah Pusat terhadap Kabupaten Wonosobo, hingga mau berdialog secara langsung dengan masyarakat serta melaksanakan berbagai kunjungan kerja di Wonosobo.
“Dengan dialog ini tentunya efektif menyerap aspirasi masyarakat guna menyusun kebijakan yang tepat sasaran, tepat guna, dan berkeadilan, sekaligus membangun sinergi dan jalinan komunikasi efektif antara Pemerintah Kabupaten Wonosobo dengan Pemerintah Pusat dalam penanganan kemiskinan,” ucap Afif.
Menurut penjelasannya, angka kemiskinan di Wonosobo saat ini berkisar 15,28% atau turun dibandingkan dengan tahun 2023 (15,58%), sementara kemiskinan ekstrem sebesar 1,26% yang juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023 (1,59%). Kondisi ini mengisyaratkan bahwa upaya-upaya pengentasan kemiskinan memberikan dampak yang signifikan.
“Pemerintah Kabupaten Wonosobo terus berupaya mengoptimalkan penanganan kemiskinan ekstrem melalui 3 strategi, yakni pengurangan beban pengeluaran, berupa pemberian bansos baik PMT untuk balita dan ibu hamil yang mengalami masalah gizi, BLT Dana Desa, dan beasiswa anak sekolah dengan program Mayo Sekolah, yang kedua peningkatan pendapatan, melalui pelatihan-pelatihanketerampilan serta program KURDA MAER dengan meberikan subsidi bunga kepada pelaku UMKM, adapun yang ketiga pengurangan kantong-kantong kemiskinan, dengan pembangunan infrastruktur sanitasi dan air bersih, serta pembangunan insfrastruktur jalan, Jalan Usaha Tani (JUT), dan irigasi,” jelasnya.
Selain menyerap aspirasi, dalam kunjungannya juga dilaksankan penyerahan bantuan berupa RST (Rumah Sejahtera Terpadu), Santunan JKK/JKM BPSJ Ketenagakerjaan, Bantuan rehsos, Bantuan paket sembako dan Bantuan kursi roda. Selanjutnya kunjungan dilanjutkan ke Pondok Pesantren Al-Mubarok dan dialog bersama UMKM.