Kita Setara Kita Bisa, Tagline Wonosobo Wujudkan Pendidikan Inklusif Berkeadilan
Pemkab Wonosobo berkomitmen mewujudkan pendidikan berkeadilan agar semua anak mendapatkan kesempatan yang sama mengakses pendidikan yang berkualitas, dengan tidak memandang demografi, status sosial ekonomi, jenis kelamin dan kesempurnaan fisik.
“Kami berkomitmen mewujudkan pendidikan berkeadilan, tanpa memandang demografi, status sosial, jenis kelamin dan kesempurnaan fisik, mengingat pendidikan akan menciptakan masyarakat terpelajar yang menjadi prasyarat terbentuknya masyarakat yang maju, mandiri, demokratis, sejahtera, dan bebas dari kemiskinan terlebih di era revolusi industri 4.0 memerlukan kualitas sumber daya manusia yang handal serta mempunyai daya saing secara terbuka” tutur Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dalam arahannya saat membuka Dialog Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi “Kita Setara, Kita Bisa” Kamis, (15/12/2022), di Gedung Sasana Adipura Kencana.
Sambung Afif, pihaknya akan terus melakukan upaya perwujudan Sekolah Inklusi melalui Unit Layanan Disabilitas. Selain itu, tambahnya, baru tiga kabupaten termasuk di dalamnya Wonosobo yang telah memiliki Unit Layanan Disabilitas, sehingga ini adalah kesempatan emas bagi semua sekolah di Wonosobo untuk melakukan percepatan penerapan Sekolah Inklusi, melalui penerimaan peserta didik berkebutuhan khusus guna bersama belajar bermimpi mewujudkan cita-cita.
Afif juga mengapresiasi kegiatan dialog "Kita Setawa, Kita Bisa" yang turut menghadirkan artis dan sutradara film Tegar, sebuah film yang terinspirasi perjuangan Tegar, anak disabilitas yang mendapatkan dukungan keluarga dan sekolahnya.
Harapannya, bentuk kegiatan ini dapat terus dilakukan guna menstimulus serta menumbuhkan kesadaran seluruh elemen masyarakat bagi terjaminnya dan terlindunginya hak-hak disabilitas untuk hidup, tumbuh, dan berkembang, berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi di semua aspek kehidupan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Tono Prihartono menambahkan, kegiatan ini bertujuan agar anak berkebutuhan khusus di Wonosobo termotivasi dan tetap semangat menempuh pendidikan sampai selesai.
Menurutnya, ULD Wonosobo bertugas mendampingi sekolah yang terdapat ABK, mereka memastikan keberlanjutannya terkait dengan kendala atau masalah yang dihadapi siswa atau guru di lingkungan sekolahnya.
“Kami memastikan hak pendidikan mereka terpenuhi dan dapat terlayani dengan baik, sampai saat ini belum ada laporan dari masyarakat perihal masalah ABK yang tidak dapat masuk sekolah, kami juga melakukan kerjasama kolaborasi dengan orang tua siswa agar dapat mengetahui apakah masih ada ABK yang tidak bersekolah,” tambahnya.
Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Perkembangan UNDIP Semarang, Dr. Ika Febrian Kristiana selaku salah satu narasumber dalam dialog menegaskan, kunci membentuk konsep diri pada anak disabilitas yang inklusif yaitu lingkungan sekitar dan dukungan penuh keluarga.
Hal senada, juga disampaikan Kepala Sekolah SDN 071 Sukagalih Kota Bandung Ulan Sumilana, tempat dimana Tegar bersekolah, bahwa membangun lingkungan pendidikan yang inklusif dapat dimulai dari lingkungan aksesbilitas fisik serta budaya kebijakan inklusif yakni mengajarkan bahwa menghargai perbedaan merupakan hal yang penting.
“Sekolah menjadi laboratorium mikro sistem selain keluarga dalam pengembangan konsep diri peserta didik, sehingga pendidikan inklusif saya nilai sangat penting dalam mempromosikan karir masa depan semua orang,” ujarnya.
Sementara itu Sutradara Film Tegar, Anggi Frisca I.C.S. menceritakan, film yang sukses diproduksinya berawal dari pandangan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga cerita dalam film lebih menekankan tentang bagaimana bertahan untuk hidup.
Dijelaskan, sosok Muhammad Aldifi Tegarajasa atau kerap disapa Tegar merupakan anak kelas Sekolah Dasar yang mendapat apresiasi best actor pada salah satu event festival berkelas dunia, sekaligus pemeran utama Film Tegar, yang telah tayang di bioskop pada 24 November 2022 lalu.
Menurut Anggi, tenaga pengajar perlu terus berlatih mengembangkan potensi diri, memperbanyak literasi film dan siap kerja kolaborasi menjadi social movement