Diskominfo Wonosobo Lakukan Monev Desa Cantik, Perkuat Integrasi Data dan Atasi Kendala Digitalisasi Desa
Sekretariat Sabtu, 20 September 2025 pukul 00.00 WIB
6 views | Share:

Diskominfo Wonosobo Lakukan Monev Desa Cantik, Perkuat Integrasi Data dan Atasi Kendala Digitalisasi Desa

Program Desa Cantik (Cinta Statistik) merupakan inisiatif nasional yang bertujuan meningkatkan literasi dan kapasitas aparatur desa dalam pengelolaan data. Melalui program ini, desa didorong untuk menghasilkan data yang mutakhir, terpadu, dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi dasar perencanaan pembangunan yang lebih tepat sasaran.

 

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Wonosobo melalui Bidang Informatika melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Desa Cantik, Kamis (18/9/2025). Pogram ini membantu desa menyiapkan data statistik yang lebih akurat dan berkesinambungan, sekaligus mendorong pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pembangunan desa. Sedangkan monev dilakukan untuk mengetahui progres data berbasis desa dapat berjalan kendala serta sejauh mana manfaatnya bagi desa

 

Di Desa Kreo Kecamatan Kejajar, monev menyoroti integrasi Program Desa Cantik dengan OpenSID. Program ini diposisikan sebagai back end atau pengelola data, sementara OpenSID sebagai front desk pelayanan masyarakat. Desa juga menyampaikan usulan agar daftar hadir perangkat desa dan data Excel Basis Informasi Penduduk (BIP) dapat langsung dimasukkan ke dalam sistem yang digunakan. Selain itu, pemanfaatan domain desa.id dan website desa berbasis OpenSID juga menjadi perhatian untuk memperkuat transparansi informasi.

 

Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar menghadapi keterbatasan SDM, dengan hanya enam perangkat desa ditambah kepala desa. Admin pengelola Program Desa Cantik pindah ke desa lain sehingga belum ada regenerasi, dan sementara ini peran tersebut digabungkan dengan admin OpenSID. Pendataan masih mengandalkan profil desa, sedangkan untuk keberlanjutan perlu adanya kaderisasi agar pengelolaan data tidak terhenti.

 

Di Kecamatan Garung Desa Tegalsari, muncul aspirasi agar Program Desa Cantik dapat disinergikan dengan aplikasi Mitra Desa, Siskeudes, maupun aplikasi dari kementerian/lembaga lain. Aparatur desa menilai manfaat Desa Cantik sangat besar, tetapi masih ada kebingungan karena belum adanya kewajiban desa mengikuti program ini. Sementara itu, OpenSID sudah mulai diterapkan meski baru mencakup sekitar 50% dusun. Sedangkan Desa Lengkong Kecamatan Garung, menunjukkan kendala teknis seperti sistem yang lambat diakses akibat jaringan internet serta keterbatasan waktu perangkat desa. Desa juga berharap, Desa Cantik bisa dikembangkan untuk layanan administrasi seperti surat-menyurat.

 

Adapun di Desa Bumiroso Kecamatan Watumalang, data penduduk sudah dimasukkan ke OpenSID, tetapi belum sepenuhnya dikelola melalui Program Desa Cantik. Updating data dilakukan bulanan, meski ada kendala dalam pendataan lahan pertanian. Desa menilai pelibatan kader posyandu dan PIK Remaja penting untuk memperkuat pendataan. Monev menemukan bahwa desa masih bimbang antara menggunakan Program Desa Cantik atau OpenSID. Selain itu, kendala jaringan internet lokal dan data BIP yang masih tahun 2019 menjadi catatan. Desa mengusulkan agar menu di kedua sistem dapat disesuaikan sehingga data lebih mudah diintegrasikan.

 

Sedangkan di Desa Wonokromo dan Guntur Madu Kecamatan Mojotengah, pelaksanaan Program Desa Cantik sudah berjalan baik dengan progres entry data 80%. Kendala NIK/KK ganda bisa diselesaikan dengan koordinasi bersama Dinas Dukcapil.

 

Melalui monev ini, Diskominfo Kabupaten Wonosobo menegaskan pentingnya kejelasan sistem wajib yang dapat digunakan desa dalam jangka panjang. Dengan adanya integrasi dan kebijakan yang lebih terarah, diharapkan pengelolaan data desa berjalan lebih efisien, tidak membebani perangkat desa, dan mendukung terwujudnya layanan publik yang akurat, transparan, serta berkesinambungan.