Warga Kebrengan Gelar Merdi Desa
Warga Desa Kebrengan, Kecamatan Mojotengah menggelar Merdi Desa, bertepatan dengan Hari Jadi Desa, pada Senin (9/9). Merdi Desa, dijelaskan Kepala Desa Helmi Sultonudin, merupakan upacara adat Jawa, sebagai ucapan rasa syukur warga masyarakat atas karunia yang telah diberikan oleh Tuhan. Meski mulai banyak yang meninggalkan tradisi Merdi Desa, Helmi menyebut tradisi ini masih menjadi salah satu acara tahunan yang patut dilestarikan sebagai salah satu kekayaan ragam budaya yang ada di Indonesia, khususnya budaya adat Jawa.
Merdi desa sering pula disebut bersih desa atau ada beberapa yang menyebut suronan karena berlangsung di bulan Suro. Acara ini merupakan simbol rasa syukur masyarakat, atas limpahan nikmat yang diberikan Tuhan baik nikmat berupa rezeki, keselamatan, ketentraman, dan keselarasan hidup. Bahkan ketika duka pun masih banyak yang pantas disyukuri. “Selain sebagai ucapan rasa syukur, acara Merdi desa juga bisa menjadi acara untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama warga masyarakat desa dan juga untuk mengenang jasa para pendiri desa,” tutur Helmi.
Di desa Kebrengan, Merdi Desa digelar pada September sekaligus bertepatan dengan hari jadi desa kebrengan yang ke-95. Seluruh lapisan warga masyarakat desa kebrengan, mulai dari anak-anak hingga orang tua turut serta dalam Merdi Desa ini. Karena acara ini berlangsung setiap tahun maka antusias warga masyarakat begitu besar hal ini juga sekaligus menjadi cara warga desa kebrengan dalam melestarikan tradisi jawa yang sudah mulai ditinggalkan.
Rangkaian Merdi Desa berlangsung selama 3 hari diawali dengan acara ziarah ke makam para pendiri desa kebrengan yaitu Kyai Kebreng, Kyai Abdul Mantan, Kyai Abdul Jabar, dan Kyai Nasihun sekaligus disertai acara bersih makam (nyadran). Kemudian acara dilanjutkan pada hari kedua yaitu dengan pertunjukan kesenian khas desa kebrengan yaitu jurus kumala, dan diakhiri dengan acara puncak acara selamatan merdi desa dan pertunjukan kesenian tari topeng Lengger khas wonosobo.
Acara puncak Merdi desa, seperti diungkap Ketua Karang Taruna, Feri Ibnu Khaban adalah acara yang sangat ditunggu oleh warga masyarakat desa kebrengan dimana seluruh warga masyarakat melebur jadi satu, berpadu dalam satu rombongan berkeliling memutari desa dengan membawa gunungan hasil kreasi Meraka yang terdiri dari gunungan nasi/tumpeng, gunungan sayuran, gunungan buah bahkan ada beberapa gunungan raksasa yang dibuat oleh masing masing rombongan.
Selain gunungan, Feri menyebut rombongan juga diisi anak anak dan ibu ibu yang ikut serta memeriahkan perjalanan menuju tempat Merdi desa yaitu di balai Desa Kebrengan. Barisan pemuda yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna Mandiri desa kebrengan juga menjadi salah satu penggiat yang ikut berpartisipasi dalam acara ini. Setelah sampai di balai desa acara dilanjutkan dengan bernostalgia mengenang sejarah desa kebrengan sekaligus doa bersama seluruh masyarakat desa. Setelah berdoa gunungan yang dibawa akan diperebutkan seluruh warga tanpa terkecuali mulai dari anak-anak hingga orang tua dan makan bersama kemudian ditutup dengan pertunjukan kesenian tari topeng Lengger.