Tingkatkan Layanan Mutu, RSUD Setjonegoro Gelar Rekomitmen Menuju Konvensi Mutu Siklus ke-4
Guna membangkitkan kembali semangat karyawan RSUD Setjonegoro dalam berinovasi di unit masing-masing, Senin (24/1) di Aula RSUD Setjonegoro dilaksanakan kegiatan Rekomitmen Menuju Konvensi Mutu (RMKM) siklus ke-4. Dengan pendekatan metode Quality Control Circle (QCC) yang merupakan adop dari proses inovasi di perusahaan Toyota.
Dalam kesempatan tersebut Direktur RSUD Setjonegoro Danang Sananto mengatakan, ini merupakan awal kebangkitan setelah 2 tahun menghadapi masa pandemi, dimana sebelum adanya pandemi RSUD sudah menjalani 3 siklus proses inovasi yaitu tahun 2017,2018,dan2019.
“Awal tahun 2022 ini menjadi momentum kami untuk bangkit menuju siklus ke 4, dimana 3 siklus sebelumnya di tahun 2017, 2018 dan 2019 kami mulai berproses dan berinovasi guna memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dalam bidang kesehatan,” katanya.
Lanjut Danang, RMKM dinilainya menjadi salah satu sarana yang efektif menciptakan ekosistem kreatif dan menemukan personal terbaik di lingkungan kerja. Dengan inovasi yang berkualitas akan meningkatkan layanan publik dalam bidang kesehatan.
Selain itu, dalam setiap kompetisi atau persaingan maka waktu sangatlah menentukan, jika tidak ingin kalah dari yang lain maka janganlah merasa berada di zona nyaman.
“Kita jangan merasa berada di zona nyaman, jika tidak ingin kalah dari yang lain. Dengan merasa di zona yang tidak nyaman maka akan membangkitkan semangat untuk terus berproses dan berinovasi dalam semua hal, dan jika ada yang merasa tidak bisa menyesuaikan dengan ekosistem yang sudah berjalan maka itu pertanda anda tidak cocok bekerja di ekosistem yang sudah ada,” tegasnya.
Sementara itu, salahsatu narasumber RMKM yang merupakan Seorang social enterpreneur, world innovator dan motivator dr Gamal Abinsaid M. Biomed menjelaskan, untuk menciptakan ekosistem kreatif bisa dilakukan dengan cara membuat kompetisi sederhana di lingkungan kerja, yang dilaksanakan secara berkala. Selain itu buatlah kolaborasi lintas generasi supaya saling menguatkan, biasanya generasi muda kuat di ide dan semangat kompetisninya sedangkan generasi tua kuat di pengalaman dan finansialnya.
Tambah Gamal, untuk menciptakan sebuah inovasi yang kuat, ada beberapa tahapan, yang perlu dilakukan, yaitu mencari ide kreatif, setelah itu buatlah tim untuk mengawal inovasi, selanjutnya buatlah prototype sederhana, buat proposal guna mencari dukungan ide dan finansial, baru langkah terakhir buatlah marketing strategi untuk mewujudkan inovasi secepatnya.
“Perlu diingat, sebelum membuat marketing strategi, pastikan sudah melakukan vasilidasi ide, vasilidasi produk dan vasilidasi market,” pintanya.
“Berinovasi merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan setiap waktu, tapi terkadang kita merasa tidak bisa lebih kreatif, entah karena enggan mengambil risiko dan suka bermain aman, atau mungkin karena merasa mustahil mewujudkannya,” tandasnya.