Koordinasi Yang Kurang Baik Dikeluhkan Para Kades
SADDAM Kamis, 23 April 2020 pukul 18.12 WIB
110 views | Share:

Koordinasi Yang Kurang Baik Dikeluhkan Para Kades

Berangkat dari ketidakpuasan atas koordinasi yang kurang baik antara Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa dalam penanganan Covid-19, Pengurus Paguyuban Kepala Desa dan Kelurahan se Wonosobo (PKKW) dan beberapa anggotanya yang terdiri dari para Kepala Desa mendatangi Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo untuk melakukan audiensi ke pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Mereka meminta kejelasan kerja Satuan Tugas dalam mengatasi pandemi korona hingga ketingkat desa.

Pengurus PKKW dan beberapa anggotanya yang berjumlah sekitar 20 orang ditemui oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosono, Drs. One Andang Wardoyo, M.Si, di Ruang Rapat Kertonegoro Setda, Kamis (23/4).

"Niat sowan kita, intinya kepingin bersinergi antara Pemkab dan Pemdes dalam menghadapi pandemi ini," terang Ketua PKKW, Bambang Purwoko saat ditemui di gedung Setda.

Kedatangan mereka lantaran bingung dengan sikap Pemkab yang dianggapnya tidak jelas dalam mengahadapi pandemi ini. Utamanya berkaitan dengan wilayah koordinasi antara Pemkab dengan Pemdes setempat.

Kebingunan itu lantaran tidak adanya aturan baku berkaitan dengan penanganan dan pencegahan yang harus dilakukan pihak Desa. Menurutnya selama ini mereka masih berjalan sendiri untuk melakukan pencegahan virus korona itu. Padahal, diketahui wabah ini terus menyebar hingga ke pelosok Desa.

"Ini yang membuat khawatir kita. Selama ini tidak ada protokol maupun instruksi dari Satgas. Sehingga di setiap Desa berbeda-beda cara penanganannya. Terus terang kita bingung sekarang", katanya.

Apalagi dalam beberapa hari terakhir, menjelang Ramadhan justru pusat Kota menjadi sangat ramai oleh pengunjung yang hendak berbelanja. Itu terjadi di saat pemerintah Desa tengah gencar-gencarnya menerapkan pembatasan sosial. Dengan melakukan pendataan bagi setiap warga yang pulang ke Desanya.

"Kita disuruh untuk mendata, melakukan pengetatan wilayah, tapi di Kota malah terjadi penumpukan pengunjung yang pergi belanja. Kan akhirnya tugas di Desa seperti sia-sia. Di Desa sudah mencegah, di Kota malah begitu", keluhnya.

Tak hanya itu, keluhan yang disampaikan juga berkaitan masalah dana yang harus dikeluarkan untuk Jaring Pengaman Sosial (JPS). Hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah untuk mengeluarkan data dan besaran anggaran yang akan dibagikan.

"Kalau ini tidak segera ditangani, kita khawatir tidak bisa mencegah konflik yang terjadi di Desa", terangnya.

Sementara itu Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo meminta untuk lebih bersabar dan bersama-sama membantu Pemkab. Sebab Pemkab tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi pandemi ini, butuh kerja sama semua pihak agar semua berjalan dengan lancar.

"Tugas temen-temen sekarang, jangan menutup posko, lanjutkan tugas-tugas posko di Desa-Desa agar aktivitas warga bisa didata untuk memutus penyebaran Covid 19, pemkab akan terus berusaha dan bekerja, dengan regulasi yang sudah ada ataupun menambah regulasi agar semua bisa sejalan dalam penanganan Covid-19 ini, baik dari tingkat Kabupaten sampai ke Desa", kata Andang meyakinkan.

Terkait ramainya pengunjung Pasar maupun pusat perbelanjaan dalam 2 hari ini menjelang Ramadhan, dirinya mengakui kecolongan, bahwa pembatasan sosial di sejumlah pasar dan swalayan memang baru dilakukan dua hari yang lalu. Sehingga dimungkinkan informasi tersebut belum diketahui banyak warga. "Mulai kemarin masuk swalayan itu sudah kita batasi jumlah pengunjungnya, termasuk di pasar tradisional. Karena dengan hanya melakukan pembatasan jam, justru tidak efektif. Banyak terjadi penumpukan di jam-jam tertentu", terangnya.

Demikian dengan masalah anggaran, hingga saat ini Pemkab Wonosobo masih menunggu hasil dari Provinsi. Sebab mereka tidak berani melangkah terlebih dahulu sebelum ada perintah dari pihak bersangkutan. Dikhawatirkan akan banyak terjadi kesalahan saat melakukan pembagian bagi warga yang paling terdampak.

"Karena bantuannya kan dari banyak pihak, dari pusat hingga ke Desa. Ini perlu kehati-hatian. Sampai sekarang kita masih terus melakukan koordinasi soal itu, baik dari tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pusat", ucapnya.

Selain itu, menjelang bulan Ramadhan, Andang mengaku akan mulai mengedarkan surat himbauan kepada Masjid-Masjid di seluruh Kabupaten untuk tidak melaksanakan Sholat Jumat dan tarawih terlebih dahulu. Sebab sampai saat ini Kabupaten Wonosobo masih tinggi yang positif terpapar virus korona.

“Selain dengan surat edaran, kami akan melakukan pendekatan-pendekatan kepada para takmir Masjid dan para Kyai”, pungkas One Andang Wardoyo.