Jaringan Internet Desa Segera Diperluas
Jaringan internet cepat untuk Desa, yang di Kabupaten Wonosobo baru mencakup kurang dari 100 Desa diwacanakan untuk secepatnya dapat diperluas. Demi memastikan ketersediaan fasilitas tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika mengajak sejumlah Organisasi perangkat Daerah terkait bertemu dengan 2 BUMN provider serta 1 penyedia sarana dan prasarana, yaitu PT Telkom, Indonesia Comnets Plus (ICON+), dan Ayoklik. Kepala Dinas Kominfo, Eko Suryantoro ketika ditemui di sela meninjau Desa Kumejing Wadaslintang bersama ICON+, Sabtu (29/9) menjelaskan perihal hasil pertemuan yang digelar di Ruang Kertonegoro Setda itu cukup positif. Sejumlah pihak yang bertemu, baik dari unsur Pemkab, pihak BUMN, hingga perwakilan wilayah disebut Eko menyepakati pentingnya akses internet untuk menunjang kemajuan desa.
Secara ketersediaan jaringan, Eko menyebut masih ada beberapa wilayah yang belum mendapatkan koneksi internet cepat, alias blankspot, yang mesti segera diatasi karena kebutuhan akan teknologi informasi saat ini sudah tidak dapat dihindari. “Ada 236 Desa yang saat ini wajib melaporkan penggunaan anggaran melalui aplikasi berbasis internet, yang tentunya menuntut ketersediaan jaringan dan koneksi, didukung sarana dan prasarana memadai,” jelas Eko. Mengingat kebutuhan mendesak itulah, pihaknya diakui Eko meminta para provider layanan internet seperti ICON+ dan PT Telkom untuk sesegera mungkin memenuhinya. Survey lokasi langsung ke Desa Kumejing, diakui Eko termasuk yang menjadi prioritas, mengingat selain terpencil desa tersebut juga belum tersentuh internet. PT ICON+ menurut Eko diproyeksikan untuk menyediakan jaringan internet cepat di desa terpencil dengan memanfaatkan jaringan listrik sebagai penopang fiber optic.
Dukungan terhadap rencana perluasan jaringan internet desa, diungkap Kepala Bagian Pemerintahan Setda, Tono Prihatono. Secara regulasi, Tono menegaskan Desa mampu melakukan apa saja, termasuk menggunakan dana transfer untuk membiayai internet desa atau bahkan menuai hasil dari sisi bisnis apabila nantinya internet tersebut dimanfaatkan secara optimal. “Memang saya berharap nantinya jalinan kerjasama, baik dengan PT Telkom maupun ICON+ ini tidak hanya selesai setelah koneksi tersambung,” kata Tono. Desa, menurutnya juga mesti mendapat pendampingan, bahkan setidaknya 5 tahun agar benar-benar mampu mengoptimalkan fungsi dari keberadaan jaringan internet. Untuk saat ini, dari 236 desa yang ada di Kabupaten Wonosobo, Tono menyebut mereka memanfaatkan koneksi internet mandiri dengan beragam varian dan kecepatan koneksi yang kurang memadai. Dengan dukungan jaringan fiber optic dari PT Telkom maupun ICON+, Tono meyakini nantinya desa-desa di Wonosobo akan lebih berdaya. “Termasuk adanya kewajiban desa untuk menyediakan layanan internet di setiap perpustakaan desa, tentu akan lebih mudah dipenuhi dengan adanya koneksi yang stabil,” pungkas Tono.