BBMC Meriahkan Tradisi Ruwat Rambut Gembel
Tahun ini jadi tahun spesial bagi anak-anak rambut gembel Wonosobo. Khususnya yang ada di wilayah Sembungan Kejajar. Hal ini tidak lain hadirnya Bikers Brotherhood Motorcycles Club (BBMC), Klub motor yang punya ribuan anggota yang tersebar diseluruh Indonesia. Dan juga hadirnya Chef kondang Juna Rorimpandey dalam prosesi ruwatan rambut gembel, Sabtu 14 Juli di Desa Sembungan Kecamatan Kejajar.
Disaksikan ribuan warga, Bupati Eko Purnomo, S.E, M.M. dan Dandim 0707 Letkol C.zi Fadli Fauzan serta ketua BBMC Pegidiar dan Chef Juna ikut mencukur rambut gimbal. Mereka mengaku takjub dengan adanya tradisi ini. Sebuah tradisi yang memberikan penghargaan bagi anak-anak berambut gembel dan oleh warga setempat dikemas menjadi atraksi budaya yang cukup menarik serta layak untuk dilestarikan. Padahal orang menyambut gembel identik dengan orang urakan, suka ngedrug dan tidak pduli dengan orang lain. Namun menurut mereka lain yang ada disini.
Oleh karenanya ia meminta kepada seluruh pemangku kepentingan di wilayah Dieng pada khususnya, agar bisa memelihara tradisi ini dengan baik. Syukur-syukur bisa dikembangkan melalui kemasan yang menarik sehingga bisa dijual sebagai agenda pariwisata ke manca Negara.
Sementara Bupati Wonosobo mengungkapkan pihaknya siap mewujudkan apa yang diharapkan mereka sembari meminta kepada aparat Desa dan Kecamatan setempat bisa bersinergi dengan pihak terkait seperti Dinas Pariwisata, Dipenda serta BKSDA, sehingga tradisi ini bisa lebih menarik dan rutinitasnya bisa lebih terjaga.
Mengenai Ruwat Cukur Rambut Gimbal yang tiap tahun diselenggarakan, sebagai bagian memperingati Hari Jadi Kabupaten Wonosobo ini, adalah tradisi warisan budaya nenek moyang, dan menjadi bagian dari perjalanan sejarah Wonosobo, yang selalu diingat, diuri-uri, adn ilestarikan keberlangsungannya.
Tradisi ini aadlah kegiatan ritual untuk meruwat anak berambut gembel yang diyakini merupakan keturunan Kyai Kolodete, salah satu tokoh pendiri Wonosobo.
Selain sebagai ajang promosi potensi budaya daerah, kegiatan ini juga menjadi sarana refleksi diri terhadap para pendiri Wonosobo, khususnya Kyai Kolodete.