20 Jenis Inovasi Pelayanan Publik Jalani Penilaian
ZAKY MOHAMMAD, S.Kom Rabu, 3 Maret 2021 pukul 11.36 WIB
550 views | Share:

20 Jenis Inovasi Pelayanan Publik Jalani Penilaian

Untuk kali ketiga, Pemerintah Kabupaten Wonosobo kembali menggelar lomba inovasi Pelayanan Publik. Sebanyak 20 peserta dari lintas unit pelayanan publik yang telah lolos tahap verifikasi, selama 2 hari terakhir menjalani penjurian di Harvest Front One Inn Wonosobo. Kepala Bagian Organisasi Setda, Harti ketika ditemui di sela penilaian menjelaskan perihal tujuan digelarnya lomba inovasi pelayanan publik bertajuk Innovaction atau Innovation to Action 2021 tersebut. Sebagaimana pelaksanaan lomba inovasi pada tahun-tahun sebelumnya, Pemkab Wonosobo disebut Harti terus berupaya untuk memacu dan memicu persaingan positif antar unit pelayanan publik. “Selain itu, tujuan dari Innovaction 2021 ini juga demi mendorong unit penyelenggara pelayanan publik untuk dapat mereplikasi jenis-jenis inovasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, serta mampu memecahkan permasalahan pelayanan melalui kegiatan yang inovatif,” terangnya. Dengan kemampuan untuk melakukan terobosan tersebut, Harti meyakini penyelenggaraan pelayanan publik di Kabupaten Wonosobo, secara kualitas juga akan terus meningkat.

Demi terwujudnya penilaian atas karya-karya inovatif tersebut, panitia penyelenggara disebut Harti sengaja menghadirkan dewan juri yang kompeten di bidang mereka masing-masing. Salah satunya bahkan merupakan penasehat transformasi administrasi penguatan inovasi (GIZ) Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Ada 5 juri yang terlibat dalam penilaian lomba inovasi layanan publik ini, yaitu Bapak Abdul Kholiq Arif, Bupati Wonosobo periode 2005-2015, Bapak Sudarman mantan jurnalis senior harian Suara Merdeka, kemudian Dosen Fakultas Ekonomi UNSIQ, Bapak Doktor Elvan Kaukab, Kepala Bidang Bina Program dan Pengembangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Ibu Lintang Esti Pramanasari, dan Bapak Redhi Setiadi selaku penasehat Pemprov Jawa Timur dalam bidang transformasi administrasi penguatan inovasi GIZ,” beber Harti. Kelimanya, ditegaskannya memiliki integritas dan kompetensi untuk menilai setiap hasil karya secara objektif sehingga diharapkan mampu memberikan penilaian yang akurat, valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sementara terkait jenis-jenis inovasi yang diajukan dalam penilaian, Harti menyebut ada 20 peserta dari beragam latar belakang layanan. “Secara kategori, kami membagi jenis layanan di bidang kesehatan, pendidikan dan bidang ekonomi, namun pada realisasinya ternyata cukup banyak ragam inovasi pelayanan yang mendaftar,” tuturnya. Titik berat penilaian, menurutnya akan lebih kepada apakah inovasi tersebut memiliki unsur kebaruan, atau memperkenalkan gagasan unik maupun pendekatan baru, kemudian efektif atau memperlihatkan capaian nyata dan mampu menjawab permasalahan yang ada, berkelanjutan atau terdapat jaminan untuk terus dipertahankan, serta dapat direplikasi atau dicontoh dan diterapkan oleh perangkat daerah maupun unit pelayanan publik lainnya.