
Sekolah, Tidak Boleh Menolak Siswa Berkebutuhan Khusus
Semua layanan pendidikan formal di Kabupaten Wonosobo dilarang menolak siswa berkebutuhan khusus atau disabilitas. Hal tersebut, ditekankan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat memberikan sambutan dalam acara Pengenalan Unit Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan dan Penyerahan Bantuan untuk Siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari Geodipa Energi Selasa, (01/11/2022) di Gedung Sasana Adipura Kencana.
“Mari bersama berikan kesempatan dan ruang seluas-luasnya kepada ABK, saya minta tidak boleh satu pun sekolah di Wonosobo yang sampai berani menolak ABK, sehingga akan memberikan keberkahan bagi masyarakat Wonosobo,” kata Afif.
Bupati memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh guru pembimbing yang tulus dan ikhlas memberikan layanan bagi siswa berkebutuhan khusus. Menurutnya, kecerdasan hati harus dimiliki oleh setiap tenaga pendidik dalam memberikan layanan kepada anak didiknya.
“Saya merasa senang dan bangga Bapak/ibu telah mencurahkan tenaga dan pikirannya memberikan tempat dan penghormatan yang layak bagi mereka yang memiliki kecerdasan dan kelebihan tanpa memandang karena mereka setara dengan kita,” jelas Afif.
Mewujudkan pendidikan berkeadilan merupakan misi Pemkab Wonosobo. Semua anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan yang berkualitas.
“Saya harap, Unit Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan ini, mampu menstimulus dan menumbuhkan unit layanan disabilitas di sektor lain dalam menjamin dan melindungi hak-hak disabilitas, hidup, tumbuh, berkembang, serta berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,” tandas Afif.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Kabupaten Wonosobo Tono Prihartono saat diwawancarai awak media menyampaikan, Unit Layanan Disabilitas berfungsi untuk mendampingi sekolah dan memberikan layanan kepada ABK sehingga guru memahami bagaimana cara mendampingi ABK dalam model pembelajaran.
“Setelah ini, kami akan melaksanakan pelatihan bagi guru pendamping menjadi Guru Pembimbing Khusus (GPK), targetnya seluruh sekolah SD dan SMP di Wonosobo siap melayani ABK,” ujarnya.
Selanjutnya Tono menambahkan, akses pintu masuk bagi ABK, kursi roda, dan jalan landai, menjadi prioritas untuk bisa disiapkan. Selain itu, model pembelajarannya juga harus menyesuaikan dengan kurikulum untuk ABK.
Sementara itu, Ketua Ikatan Penyandang Disabilitas Wonosobo Syaifurohman menambahkan, jika program ini berjalan, kelak Wonosobo akan menjadi percontohan di sektor pendidikan dalam memfasilitasi ABK mengenyam pendidikan yang setara dengan yang lain.
“Kenali kami dengan kelebihan bukan kekurangan,” tambah Ipung.
Acara yang dihadiri Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar, General Manager Geodipa, serta pejabat terkait tersebut, juga dilakukan penyerahan bantuan dari Geodipa dan Baznas, serta pemberian penghargaan bagi 52 sekolah yang sudah melayani siswa berkebutuhan khusus.