Sebanyak 70 Petani Diajari Praktik Tanaman Kopi dan Alpukat Berbasis GAP
DONI RAHMANTO, S.Sos Kamis, 15 Desember 2022 pukul 07.52 WIB
441 views | Share:

Sebanyak 70 Petani Diajari Praktik Tanaman Kopi dan Alpukat Berbasis GAP

Wonosobo memiliki prospek potensi yang besar bagi pengembangan holtikultura khususnya tanaman kopi dan alpukat. Untuk itu, melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Good Agriculture Practice (GAP) Tanaman Kopi dan Alpukat, bagi 70 petani dari 17 Kelompok Tani dan 10 orang Petugas Pendamping Lapangan (PPL) dari 6 Kecamatan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan ekonomi.

“Komoditas kopi masih menjadi investasi primadona di Kabupaten Wonosobo, saya optimis hari demi hari perkembangan petani Wonosobo semakin besar dan tentunya maju, maka petani Wonosobo harus memahami bagaimana caranya menjadi petani kopi dan alpukat yang hebat, sehingga kesejahteraan dan pendapatan ekonomi akan meningkat,” kata Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar dalam sambutan arahannya pada acara Bimtek GAP Tanaman Kopi dan Alpukat Kegiatan Diversifikasi Tanaman Tembakau Sumber Dana DBHCHT Tahun Anggaran 2022 di Rumah Makan Sari Rasa Wonosobo, Rabu, (14/12/2022).

Lanjut Albar, perlunya dilakukan kerjasama dan pembinaan yang menyeluruh, terutama memperdalam jenis variasi tanaman bagi petani. Sehingga ke depan Wonosobo tak terpaku pada satu jenis produksi tanaman saja.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Wonosobo Dwiyama Setyani Budyayu menyampaikan, melalui bimtek yang berlangsung dari tanggal 14 sampai 16 Desember 2022 tersebut, peserta akan diberikan pembekalan materi tentang GAP yang baik serta kemitraan.  diversifikasi pada lahan tembakau dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan di luar tanaman tembakau. Selain itu, Jika akan bermitra dengan pengusaha maka sejak awal hingga panen akan mendapatkan pembinaan khusus.

“Alasan dipilihnya tanaman kopi dan alpukat adalah agar petani memperoleh pendapatan lain di luar tembakau, mengingat harga komoditas ini lebih stabil dibandingkan dengan tembakau yang harganya sering fluktuatif, selain itu untuk konservasi di daerah miring, saya harap dalam jangka pendek petani mampu memahami bagaimana merawat dan memelihara tanaman sehingga akan diperluas kepada petani lainnya,” tandasnya.