
Puncak Acara Hari Jadi ke-198 Wonosobo Berlangsung Meriah
Puncak Peringatan Hari Jadi ke-198 Kabupaten Wonosobo berlangsung meriah. Dihelat dengan berbagai rangakain yang lebih meriah dari tahun sebelumnya, hingga acara tahunan ini mampu menyedot animo masyarakat Wonosobo yang luar biasa, Senin (24/07/2023) di Alun-alun Wonosobo.
Singkatnya, sejarah Wonosobo juga erat kaitannya dengan peristiwa Perang Diponegoro melawan Belanda pada 1825. Sehingga setiap 24 Juli, diperingati sebagai Hari Jadi lahirnya Wonosobo.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dalam sambutannya menyampaikan, di usianya yang memasuki hampir dua abad, menjadi momentum sebagai evaluasi menyeluruh terhadap semua yang sudah dilaksanakan. Saat ini masyarakat sedang dalam masa transisi akibat dampak pandemi yang berkepanjangan. Bupati mengajak untuk terus bersinergi antar semua stakeholder dan pemanfaatan maksimal potensi sumber daya optimal demi kemajuan dan kejayaan ekonomi Wonosobo mendatang.
“Tercapai dan suksesnya proses pembangunan Wonosobo, dari kerjasama yang sinergis antara seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, dengan rasa harmoni. Di masa pertumbuhan ekonomi pasca Pandemi Covid-19 ini, saya pribadi bersyukur karena partisipasi seluruh elemen masyarakat dapat digiatkan, sehingga sedikit demi sedikit dapat meningkatkan perekonomian daerah,” kata Bupati.
Lanjut Afif, masih banyak persoalan yang dihadapi daerah, seperti kemiskinan, stunting, perkawinan anak, dll, serta tantangan dan pekerjaan yang belum selesai, yang harus dihadapi dan diselesaikan, agar tercipta tatanan yang tepat dan sesuai dengan cita-cita: berdaya saing, maju dan berani, yang khususnya membutuhkan kemitraan lintas sektor. Sesuai dengan tema HUT ke-198 Kabupaten Wonosobo,”Cancut Taliwondo, Nyengkuyung Wonosobo Raharjo".
“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, untuk bersatu-padu mengembalikan kemakmuran kabupaten kita, melalui berbagai sektor yang kita geluti. Terus bersinergi antar semua stakeholder dan manfaatkan potensi sumber daya yang ada untuk kemajuan dan kejayaan ekonomi Wonosobo,” kata Afif.
Di bawah kepemimpinannya dengan Wakil Bupati Muhammad Albar, Afif menyampaikan terima kasih kepada tenaga kesehatan, jajaran TNI POLRI, BUMN dan BUMD, serta Aparatur Sipil Negara yang sudah berupaya optimal mewujudkan tata pengelolaan pemerintahan yang baik mewujudkan Wonosobo yang berdaya saing, maju, dan sejahtera. Juga kalangan akademisi, komunitas masyarakat, dan pers yang turut berkontribusi demi Wonosobo yang makmur dan sentosa.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada tenaga kesehatan, Jajaran TNI POLRI, BUMN dan BUMD, serta ASN yang telah berupaya optimal mewujudkan Wonosobo yang berdaya saing, maju, dan sejahtera, mari bekerja dengan sungguh-sungguh dan hati-hati,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan beberapa kado spesial di hari jadi ke-198 dianataranya adalah penyerahan sertifikat ODF, deklarasi ODF yang telah dilakukan oleh 15 kecamatan ini, betul-betul dapat diikuti dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Kado Pertanahan berupa penyerahan Sertifikat Hak Pakai atas nama Pemerintah Kabupaten Wonosobo sejumlah 102 sertifikat, sebagai kado Hari Jadi Ke-198 Kabupaten Wonosobo dari Kantor Pertanahan Kabupaten Wonosobo.
Selain itu, juga Launching Anjungan Dukcapil Mandiri, pemindahan PKL dan capaian pelaksanaan pembangunan Bendung Jimat, yang mengalami keruntuhan pada bulan Januari 2023.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo Agus Wibowo menjelaskan, Prosesi Pisowanan Agung diawali dengan pengembalian Panji-Panji Daerah dari beberapa elemen masyarakat kepada Bupati Wonosobo. Adapun Panji-Panji Daerah tersebut dikembaikan secara simbolis oleh Camat Kalikajar, Danramil Kalikajar, Kapolsek Kalikajar dan Sekcam Kalikajar kepada Bupati, Dandim 07/07, Kapolres, dan Ketua DPRD Wonosobo.
Prosesi pengembalian Panji-Panji Daerah tersebut dilakukan di Alun-Alun Kota Wonosobo.
Setelah itu dilanjutkan dengan prosesi Birat Sengkala yang menandai berakhirnya prosesi Pisowanan Agung. Birat Sengkala dilakukan oleh Bupati Wonosobo dengan memercikan air dari tujuh sumber mata air ke empat penjuru mata angin.
Prosesi Birat Sengkala ini dilaksanakan sebagai simbol untuk perlindungan dan kemakmuran Kota Wonosobo. Setelah prosesi Pisowanan Agung dan Birat Sengkala selesai maka dilanjutkan dengan acara Kembul Bujana.
Acara Kembul Bujana ini adalah momentum dimana makanan yang dibawa dalam Kembul Bujana akan dibagikan kepada masyarakat Wonosobo yang hadir. Masyarakat akan bersama-sama mengambil dan mengkonsumsi makanan yang ada dalam Kembul Bujana sebagai simbol berakhirnya prosesi puncak Hari Jadi Wonosobo ke 198.
Saat Kembul Bujana juga dibarengi dengan Grebek Gunungan Sayur, dimana masyarakat akan berlomba mengambil hasil bumi dalam gunungan yang sudah disediakan selama prosesi pisowanan Agung. Tidak hanya itu, prosesi juga ditutup dengan pentas kesenian tradisional dan tarian kolaborasi beberapa kabupaten untuk menghibur masyarakat.