Percepat Penurunan Stunting, Wonosobo Gelar Rembug Stunting Jilid II
Pemerintah Kabupaten Wonosobo kembali menggelar rembuk stunting jilid II yang melibatkan Camat, Kepala Desa, Lurah dan Bidan Desa, Senin (11/11/2024) di Ruang Mangoenkoesoemo Setda Wonosobo. Hal tersebut Sebagai bagian dari upaya penguatan pelaksanaan kegiatan intervensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Wonosobo.
Dalam arahannya, Plt. Bupati Wonosobo Muhammad Albar, mengajak tim percepatan penurunan stunting untuk bekerja lebih keras, saling berkoordinasi, kolaborasi, koneksitas dan saling perkuat komitmen. Juga perkuat kemitraan dan sinergitas antar seluruh pemangku kepentingan.
“Melalui rembug ini kita dapat meningkatkan komitmen semua pihak, sehingga upaya konvergensi dalam rangka penanganan stunting dapat secara efektif mencapai tujuan, seiring pelaksanaan komitmen bersama yang sinergis. Selain itu, melalui konvergensi bersama ini saya harapkan mampu mencegah munculnya lebih banyak permasalahan stunting, dan targetnya tidak ada lagi ditemukan kasus stunting baru di kabupaten kita, atau zero new stunting,” ungkap Albar.
Plt. Bupati, minta semua para pihak untuk meningkatkan komitmen dalam menanggulangi permasalahan stunting bersama-sama, serta program yang telah dirancang mampu direalisasikan dengan baik. Jalannya program dan kerjasama sinergis, dapat berkontribusi untuk mencapai target stunting pada tahun 2024, bahkan untuk mewujudkan Wonosobo menuju zero new stunting.
“Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya, kepada seluruh pihak yang telah mendukung upaya penurunan stunting, baik BUMN, BUMD, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, swasta, komunitas, dan masyakat. Saya minta Kepala Desa dapat terus berkomitmen dalam pengentasan stunting dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di wilayahnya, salah satunya melalui dukungan anggaran untuk pemberian intervensi penanganan stunting, baik sensitif maupun spesifik,” pintanya.
Sementra itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Wonosobo, Dyah Retno Sulistiyowati menjelaskan, kegiatan rembug stunting adalah salah satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan, intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang terintegrasi antara Perangkat Daerah penanggung jawab layanan.
“Saya mengharapkan komitmen, dukungan dan kerjasama seluruh lintas sektor serta komitmen dalam mendukung program aksi percepatan penurunan stunting terutama para Kades dan Bidan Desa yang langsung berperan penting,” pintanya.
Lebih lanjut, mengapa perlu adanya rembug Stunting jilid II tentunya untuk mewujudkan satu data penanganan stunting. Mengefektifkan progress penanganan stunting dan evaluasinya. Menguatkan gotong royong penanganan stunting. Mengefektifkan aksi penanganan intervensi spesifik dan sensitif oleh desa, kecamatan, perangkat daerah dan stake holder lainnya. Serta menjawab tantangan dan mencipta solusi permasalahan penanganan dan pencegahan stunting.
“Rembug Stunting kali ini lebih mengerucut lagi, yang kita undang adalah para pemangku kebijakan dibawah seperti Kades, Lurah, Bidan dan kepala Puskesmas. Kita bagi menjadi 5 tahap, untuk tahap pertama dilaksanakan bersama 3 kecamatan yaitu dari kecamatan Kertek, Selomerto, dan Wonosobo, untuk kemudian diikuti 12 kecamatan lainnya secara bertahap,” jelas Dyah.
Menurutnya, target penurunan stunting menjadi catatan penting dan sebagai dasar dalan rumbug ini, dengan harapan dapat menghasilkan strategi operasional yang bisa dilaksanakan bersama-sama.
Tambah Dyah, rembug stunting juga dijadikan momentum meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam penanggulangan stunting yang menjangkau seluruh sasaran, baik balita, keluarga dan masyarakat. Untuk itu perlu sinergitas antara seluruh sektor terkait yang berhubungan dengan penurunan stunting yang lebih intensif sehingga penurunan stunting di Wonosobo dapat cepat tercapai.