
Lembaga Pendidikan Islam Ma’had Aly Lahirkan Kader Penerus Ulama
Pendidikan keislaman murni yang berbasis pesantren menjadi pembeda Ma'had Aly dengan lembaga pendidikan tinggi lainnya. Sehingga, diharapkan mampu menjadi lembaga pendidikan Islam yang akan melahirkan kader penerus ulama dalam memenuhi kebutuhan bangsa Indonesia
“Keberadaan Ma'had Aly sebagai lembaga pendidikan tinggi formal berbasis pesantren diharapkan dapat menjawab kebutuhan Indonesia akan sosok ulama masa depan,” ungkap Kepala Kementerian Agama Wonosobo, Ahmad Farid dalam sambutannya saat acara Wisuda Marhalah Ula Angkatan III Ma’had Aly AL Mubaarok Manggisan Wonosobo, Rabu (1/3/2023) di Halaman utama PP. Al Mubaarok
Farid menambahkan, hal tersebut sejalan dengan visi misi Bupati Wonosobo dalam mewujudkan kawasan yang religius dan berkembang pemahaman dan pengamalan ajaran agamanya
“Sudah banyak santri lulusan Ma’had Aly yang bisa bersaing dengan lulusan sekolah formal pada umumnya, dalam kiprah kerjanya baik swasta, instansi pemerintah dan lembaga lainnya. Jadi saya berharap tidak akan ada santri yang underestimate pada pendidikan yang ia tempuh. Kami atas nama pemerintah daerah membuka peluang dan kesempatan untuk bekerja sama dengan pondok pesantren di seluruh Wonosobo,” ujarnya
Menurut Farid, di era digital saat ini defisit akhlak dan krisis moral menjadi tantangan tersendiri, maka pondok pesantren harus hadir untuk mengantisipasi hal tersebut dengan penguasaan pengetahuan tentang IT
“Saya minta, maha santri bisa make over pengembangan ilmu fiqih lainya agar mampu mengahadapi tantangan yang lebih luas,” Pungkasnya
Sementra itu, Pengasuh PP Al Mubaarok Manggisan KH Nur Hidayatullah menjelaskan, Ma’had Aly Al Mubaarok sudah menyelenggarakan Ma’had Aly Marhalah Ula atau Strata 1 (S1) dengan takhosus fiqh usul fiqih dan menghasilkan lulusan dengan gelar Sarjana Agama (S.Ag.)
“Tentu tujuannya adalah agar bisa menghasilkan mutakhorijin mutafaqqih fiddin dan berkarakter unggul yang memiliki maharotul ‘amal dalam memberikan kontribusi yang konkrit dengan menyajikan materi undang-undang yang maslahah syar’iyyah wal ‘ammah. Selain itu, juga mampu mengaplikasikan keilmuan pesantren sebagai uswah khasanah dalam pergaulan masyarakat dan wujud solusi dari masalah perundang-undangan negara melalui paradigma pesantren,” tutur Kiai Hidayatullah
Tambah Khaidar, tantangan ke depan adalah bagaimana pendidikan pesantren tidak meninggalkan mutu dan kualitas, sebab untuk urusan akhlaq dan moral sudah selesai
“Santri itu tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana. Artinya dimanapun santri berpijak, apapun pekerjaan santri, ia harus mempertahankan eksistensinya sebagai seorang santri. Saya berpesan kepada seluruh mahasantri yang diwisuda agar melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, dan berharap menjadi sarjana yang bermanfaat,” tandasnya
Wisuda angkatan ke-3 yang diikuti 52 wisudawan dan wisudawati ini, menghasilkan wisudawan terbaik putra dengan IPK 3.90 atas nama Muhammad Wildan Septian dan wisudawan terbaik putri atas nama Hidayatun Khoerunnisa dengan IPK 3.80.