Jejak Pemimpin Muda Wonosobo di Forum Internasional Cerita Bu Yazilatun dari China-ASEAN Young Leaders’ Growth Program 2025
Sekretariat Jumat, 4 Juli 2025 pukul 00.00 WIB
6 views | Share:

Jejak Pemimpin Muda Wonosobo di Forum Internasional Cerita Bu Yazilatun dari China-ASEAN Young Leaders’ Growth Program 2025

Salah satu aparatur sipil negara (ASN) dari Diskominfo Kota Wonosobo, Bu Yazilatun Nadia, baru saja menyelesaikan keikutsertaannya dalam China-ASEAN Young Leaders’ Growth Program yang diselenggarakan pada 10-23 Juni 2025 di Nanning, Tiongkok. Program ini merupakan bagian dari kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Tiongkok, khususnya dalam peningkatan kapasitas SDM dan kolaborasi antarnegara ASEAN.

Dalam wawancara bersama Diskominfo, Bu Yazilatun menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mempererat kerja sama antara negara-negara ASEAN dan Tiongkok, dengan fokus pada inovasi, teknologi, dan pembangunan berkelanjutan. Diikuti oleh perwakilan dari sembilan kementerian/badan di Indonesia, program ini juga melibatkan peserta dari kalangan akademisi, pengusaha, hingga pelajar dari negara-negara ASEAN lainnya.

“Program ini bukan sekadar pelatihan biasa. Di sana, saya melihat langsung bagaimana Tiongkok menerapkan kecerdasan buatan (AI) dalam pertanian, pendidikan, kesehatan, hingga tata kota,” ujar Bu Yazilatun.

Salah satu pengalaman paling berkesan adalah saat kunjungan ke Jinsui Agricultural Base, lahan pertanian seluas 900 hektare yang dikelola hanya oleh empat orang berkat teknologi AI. Dari pengairan otomatis, pemantauan hama melalui CCTV berbasis AI, hingga pemrosesan data kualitas tanah secara real-time, semuanya dilakukan dengan efisien dan ramah lingkungan.

Selain itu, peserta juga mengunjungi pusat riset teknologi seperti Runjian Intelligent Computing Center, tempat pengembangan sistem keamanan kerja berbasis AI dan pengelolaan limbah panel surya secara berkelanjutan.

Salah satu nilai penting yang dibawa pulang Bu Yazilatun adalah budaya riset dan kerja yang sistematis dan efisien. “Di sana, semua kegiatan sudah terencana rapi. Materi sudah dibagikan sebelum kelas, sehingga saat pelatihan hanya fokus diskusi. Bahkan gaya hidup para panitianya sangat sederhana, mereka lebih memilih berinvestasi untuk pendidikan dan kesehatan,” katanya.

Bu Yazilatun juga menggali informasi beasiswa yang dapat diakses anak-anak Wonosobo ke Tiongkok, terutama melalui program China Government Scholarship. Ia berharap informasi ini bisa menjadi peluang baru, terlebih bagi warga Wonosobo yang kesulitan akses pendidikan tinggi karena faktor ekonomi.

"Bayangan saya, jika Wonosobo bisa menjalin kerja sama sister city dengan kota-kota seperti Xiamen di Tiongkok, bisa saja ada alokasi beasiswa khusus atau program vokasi bersama," tuturnya.
Dengan membawa pulang semangat baru dari Tiongkok, Bu Yazilatun berharap Wonosobo ke depan bisa lebih adaptif, terbuka dengan inovasi global, dan berani melangkah dalam kerja sama internasional.

“Saya percaya, perubahan besar bisa dimulai dari pengalaman-pengalaman kecil yang membuka cakrawala berpikir. Jika kita ingin bertransformasi, kita harus mulai membiasakan diri dengan riset, efisiensi kerja, dan berinvestasi bukan pada gaya hidup, tapi pada pendidikan dan kualitas pelayanan publik.”