DMI Berbasis Kemasjidan, Efektif Bantu Entaskan Stunting dan Kemiskinan
DONI RAHMANTO, S.Sos Selasa, 5 Juli 2022 pukul 10.25 WIB
800 views | Share:

DMI Berbasis Kemasjidan, Efektif Bantu Entaskan Stunting dan Kemiskinan

Permasalahan stunting dan kemiskinan di Wonosobo sudah menjadi pekerjaan rumah serius yang harus diselesaikan oleh semua pihak termasuk Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Wonosobo. Hal itu sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonosobo 2023 yang berfokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, ungkap Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar saat sambutan Rakor Pengurus DMI Kabupaten Wonosobo Bersama Unsur Pemerintah dan Kelembagaan di Pendopo Selatan, Selasa, (05/07/2022).

Lanjut Wabup, melalui program DMI berbasis kemasjidan, diharap mampu berpartisipasi meningkatkan martabat masyarakat Wonosobo, maka perlunya sinergitas dan komitmen kuat antar semua elemen masyarakat, terutama dalam mengedukasi pengentasan dua permasalahan pokok tersebut secara tuntas. Setidaknya pada 2024, status rangking kemiskinan dan stunting di Wonosobo menurun.

“Pembangunan Wonosobo saya minta terus disinergikan antar elemen masyarakat, DMI harus mampu mengedukasi masyarakat bagaimana Wonosobo masih dikategorikan daerah stunting dan miskin,” pintanya. 

Albar juga berharap, para da’i, penyuluh keagamaan, camat se-Wonosobo, dan KUA mampu menjalin kerjasama guna mewujudkan masyarakat Wonosobo yang bermartabat. 

Sementara itu, Kabag Kesra Setda Wonosobo, Muhammad Said mengatakan, Rakor tersebut untuk mengevaluasi kinerja DMI Wonosobo yang sudah direalisasikan serta mencari solusi terbaik guna meningkatkan kapasitas Pengurus DMI. 

“Rakor DMI ini untuk mengevaluasi kinerja yang sudah dilakukan, selain itu juga mencari solusi alternatif guna meningkatkan kapasitas Pengurus DMI,” ujarnya. 

Pada forum yang sama, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo H Ahmad Farid menekankan, pentingnya nilai keagamaan dalam mewujudkan masyarakat yang religius dan toleran. Hal itu, dinilainya mendukung proses pelaksanaan RPJMD 2021-2026. 

Jelasnya, guna mewujudkan masyarakat yang agamis dibutuhkan upaya masif yang terstruktur dan terprogram sepenuh hati, mendorong tercapainya tujuan dunia akhirat yang kekal. 

Ia menilai, saat ini kondisi masyarakat sebagian besar dipengaruhi pola hidup materialistik, sehingga peran masjid sebagai filter dan mengembalikan nilai-nilai ajaran agama dinilainya sangat tepat dan efektif.

“Saya melihat kondisi masyarakat Wonosobo sudah dipengaruhi dengan pola hidup materialistik, melalui wadah masjid saya berharap DMI dapat membantu masyarakat lebih memahami ajarannya dengan baik,” pungkas Farid.