Bupati Serahkan Songsong Agung, Awali Rangkaian Peringatan Hari Jadi Ke-199 Kabupaten Wonosobo
Kirab Panji dan Pusaka dalam rangkaian Peringatan Hari Jadi ke-198 Kabupaten Wonosobo, menjadi bagian dari sosialisasi dan publikasi program pemerintah Kabupaten Wonosobo, baik yang telah terlaksana maupun yang masih dalam proses pelaksanaan. Utamanya bagi generasi muda dalam mencintai dan menumbuhkan kearifan lokal serta budaya asli yang menjadi ciri khas Kabupaten Wonosobo.
Hal tersebut ditegaskan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dalam sambutannya saat prosesi Pasrah Tampi Panji Miwah Pusaka Pagetan Ambal Warsa Kaping-199 Kabupaten Wonosobo, Kamis (4/7/2024) di Halaman Pendopo Bupati.
“Prosesi ini perlu terus dilestarikan, karena bermanfaat bagi Pemerintah dan masyarakat serta bagi sejarah pemerintahan Kabupaten Wonosobo yang tidak meninggalkan budaya Tradisi dan Kearifan Lokal, tetapi selalu berkembang dan mengembangkan seni identitas diri dan landasan untuk membangun Wonosobo yang Raharjo di segala tempat dan situasi,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan, perlu adanya kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat dalam mencapai tujuan pembangunan, yaitu dengan bersinergi secara harmonis, menyatukan cipta, rasa, kemauan dan gotong royong, untuk Wonosobo maju sejahtera dan unggul dalam segala hal.
"Kirab panji dan pusaka, lakukanlah sampai ke desa-desa atau kelurahan di Kabupaten Wonosobo, agar seluruh lapisan masyarakat dapat ikut menikmati suka cita, merasa memiliki dan turut serta mendukung Hari Ulang Tahun Wonosobo ke-199 ini,” pinta Afif.
Hal ini sejalan dengan tema peringatan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo ke-199 yaitu “Guyub Rukun Mustikaning Laku” yang mengingatkan kita semua semua akan pentingnya persatuan, kebersamaan dan kekeluargaan dengan mengedepankan persatuan seluruh anggota masyarakat, sebagai landasan standar untuk memajukan daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo Agus Wibowo menambahkan, Peringatan hari jadi diawali dengan prosesi serah terima dan kirab panji di sekitar alun-alun Wonosobo, selanjutnya akan dilakukan kirab di seluruh kecamatan dan desa di Wonosobo dengan berbagai acara gelar budaya.
“Prosesi penyerahan panji-panji diawali dengan penyerahan Song-Song Catragung Pangayom oleh bupati kepada camat se-Wonosobo, berupa payung klasik sebagai simbul pengayom. Bahwa seorang pemimpin pemerintahan harus menjadi pengayom bagi warganya dalam menjamin ketentraman, kesejahteraan dan keamanan,” jelasnya.
Sedangkan Tombak Korowelang Kantentreman yang diserahkan Kapolres Wonosobo kepada Kapolsek se-Wonosobo, merupakan benda pusaka yang ada sejak berdirinya Wonosobo, sebagai pusaka pertahanan dalam menghela serangan penjajah. Pada masa modern saat ini, musuh bersama yang harus dihadapi adalah, kemiskinan, keterbelakangan pendidikan serta ketimpangan sosial.
Adapun, bendera lambang daerah (Panji Gegunungin Praja) merupakan identitas lokal yang diserahan dari Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo kepada sekcam se-Wonosobo, sedangkan bendera merah putih (sang saka dwi warna) manandai bahwa Wonosobo merupakan bagian dari Negera Kesatuan Republik Indonesia yang diserahkan oleh Komandan Kodim 0707 Wonosobo kepada Komandan Rayon Militer se-Wonosobo.
Jelas Agus, pihaknya ingin lebih banyak melibatkan masyarakat agar perekonomian masyarakat juga ikut terangkat. Sehingga bukan hanya kemeriahan yang ingin kita hadirkan, tapi juga dampak peningkatan ekonomi yang bisa dirasakan.