Wujudkan Geopark Dieng, Dua Kabupaten Mesti Letakkan Ego Sektoral
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menegaskan kesiapan jajaran Pemerintahannya untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak demi mewujudkan kawasan Dieng sebagai Geopark Nasional. Dalam sambutannya saat didaulat membuka seminar pengembangan Geopark Dieng Jawa Tengah di Pendapa Kabupaten, Selasa (8/11/2021), Afif mengakui perlu membangun kebersamaan dengan banyak pihak, termasuk sinergi antara Kabupaten Wonosobo dengan Banjarnegara, untuk mencapai tujuan mengembangkan kawasan wisata unggulan seperti kawasan Dieng. “Komunikasi harus intensif, juga harus mampu meletakkan kepentingan personal, ego sektoral serta membangun visi yang jauh kedepan demi terjalinnya kerjasama yang sinergis dan kolaboratif, khususnya antara kami di Kabupaten Wonosobo dengan teman-teman di Pemkab Banjarnegara,” tutur Afif.
Kawasan Dieng, dimana ada 10 titik herritage milik Kabupaten Wonosobo dan 13 titik herritage milik Pemkab Banjarnegara, disebut Afif saat ini telah diputuskan Presiden menjadi salah satu kawasan strategis pariwisata Nasional sehingga memerlukan pengelolaan yang apik oleh seluruh stake holder terkait. “Syarat-syarat menjadi Geopark, yaitu terpenuhinya unsur Geo Diversity, Bio Diversity serta Culture Diversity telah dimiliki Dieng, sehingga untuk menjadi Geopark Global pun semestinya siap agar kedepan proyeksi untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata dunia juga dapat diwujudkan,” lanjut Afif. Selaku pimpinan Daerah, Afif juga mengaku siap untuk membangun kerjasama, termasuk bertukar ide, inovasi dan kreasi dengan Banjarnegara dengan sebaik-baiknya, agar Dieng sebagai warisan bumi nan menawan benar-benar mampu tampil optimal sebagai geopark yang multi fungsi.
Kesiapan Bupati Wonosobo untuk secara sinergis kolaboratif dengan semua pihak untuk mewujudkan geopark Dieng, disambut apresiasi dari Koordinator Minerba Panas Bumi dan Kegiatan Strategis Geopark Direktorat Sumber daya Energi Mineral Pertambangan Bappenas RI, Togu Pardede. Togu yang menjadi salah satu pembicara kunci dalam seminar digelar hybrid, luring dan daring tersebut mengakui kawasan Dieng berpeluang untuk menyusul 6 Global Geopark lain yang saat ini dimiliki Indonesia. “Keunikan Dieng yang memiliki unsur Geo Diversity, Bio Diversity serta Culture Diversity jelas akan mampu mengungkit daya tarik bagi wisatawa, tidak hanya domestik, melainkan juga wisatawasn mancanegara,” jelas Togu. Dengan adanya komitmen dua Pemerintah Kabupaten untuk bersinergi membangun kawasan yang juga dikenal dengan Negeri para Dewa itu, Togu meyakini upaya mewujudkan Geopark tinggal selangkah lagi.
Terwujudnya Geopark Dieng yang telah digagas cukup lama, ditegaskan Togu tidak hanya akan menjadi branding kuat bagi pariwisata, melainkan juga untuk pusat ilmu pengetahuan, penelitian hingga daya tarik investasi. “Contoh Negara-Negara yang sukses dengan Geopark, ada tetangga kita Malaysia, dimana Global Geopark Langkawi mampu menghadirkan wisatawan sebanyak 3,6 Juta setahun, kemudian China 67 Juta setahun, Spanyol 50 Juta setahun dan Jerman dengan 6 Geopark berhasil menarik 56 Juta wisatawan per tahun, dan ini tentu devisa yang besar bagi Negara serta berdampak positif bagi perekonomian masyarakat,” urainya. Indonesia, disebut Togu saat ini baru mampu menarik 15 Juta wisatawan per tahun, salah satunya karena kurangnya promosi Unesco Global Geopark (UGGp), sehingga adanya Geopark Dieng , dimungkinkan bakal merubah peta promosinya demi menggenjot jumlah wisatawan mancanegara.