Wakil Bupati Inginkan Wonosobo Menjadi Kabupaten Yang Religius Dan Berdaya Saing
Wakil Bupati Wonosobo Drs. Muhammad Albar, M.M. menyampaikan keinginanya agar Wonosobo menjadi Kabupaten yang religius dan berdaya saing. Demikian di tegaskanya saat membuka rapat koordinasi Bidang Keagamaan Kabupaten Wonosobo oleh Bagian Kesra Setda, di Pendopo Wakil Bupati, Senin (15/3/2021) pagi.
Dalam sambutanya Wabup menegaskan, Pemerintah harus tanggap dan merespon perkembangan yang ada di masyarakat. Ia minta dalam memberikan fasilitasi pelaksanaan pembangunan bidang keagamaan nantinya benar-benar dioptimalkan, terlihat dan bisa dirasakan oleh masyarakat. Selain itu harus tetap mengedepankan kebersamaan dan koordinasi dari semua lini, dalam mewujudkanya. "Kami ingin merespon dan memberikan perhatian kepada lembaga keagamaan dan kemasyarakatan yang selama ini belum terkoordinasi dengan baik dan target sasaranya belum dirasakan oleh masyarakat", tegas Albar.
Menurutnya di Wonosobo ada ratusan Ponpes, dan lembaga-lembaga keagamaan yang memerlukan perhatian. Yang selama ini masih terlewat dan belum tersentuh hingga saat ini. Oleh karenanya Albar kembali menegaskan agar Pemerintah dan stake holder yang ada segera berkoordinasi dan bergerak sebagai respon dari hal itu. Sehingga manfaatnya bisa langsung dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Albar menyebut sedikitnya ada 18 komunitas BLK di ponpes yang sudah dibangun oleh Pemerintah Pusat, namun belum digunakan secara maksimal. "Ada 18 komunitas BLK yang dibangunkan oleh Pemerintah Pusat, tapi baru gedungnya saja, isinya yang seharusnya untuk menggodog para Santri sebagai modal keterampilan dan pengetahuan saat kembali ke masyarakat belum ada", katanya.
Pengoptimalan BLK di dalam pondok tersebut dikatakanya bisa berupa pelatihan di berbagai bidang. "Kita optimalkan BLK yang ada di Ponpes untuk pelatihan bagi para santri, di berbagai bidang, teknologi, ekonomi, pertanian, perikanan dan sebagainya, kita optimalkan yang 18 ini dulu dari pada muspro", tegas Wabup.
Menurut Albar bukan hanya ilmu keagamaan saja tapi pengetahuan lain harus jadi modal, oleh karena itu Ia minta BLK tersebut untuk dimaksimalkan dan dioptimalkan. "Karena para Santri nantinya setelah kembali ke masyarakat tidak mungkin jadi Kyai semua, namun setidaknya jadi tokoh panutan di sekitarnya. Jadi harus punya kemampuan, pengetahuan dan skil lain selain bidang keagamaan, untuk modal saat kembali dari Pondok", tegasnya.
Selain itu Albar minta agar para generasi mampu memanfaatkan kemajuan teknologi sepeeti saat ini dengan cara santun bijaksana dan smart. "Manfaatkan kemajuan teknologi untuk hal positif, gunakan dengan santun, bijaksana dan smart", pungkasnya.