Ujian Praktek, Siswa SMP 4 Kaliwiro Wajib Garap Drama Bahasa Jawa
Upaya mengimplementasikan pendidikan karakter kepada siswa ditunjukkan secara nyata oleh SMP Negeri 4 Kaliwiro. Hal itu terlihat ketika pada Selasa (26/3), sebanyak 58 peserta didik kelas 9 yang tengah menjalani tahapan ujian praktek, mementaskan sandiwara berbahasa jawa hasil garapan mereka sendiri, sebagai salah satu syarat akhir menyelesaikan studinya. Tak hanya skenario dan naskah drama yang dikerjakan secara mandiri oleh para siswa, perlengkapan properti untuk keperluan panggung pun merupakan hasil kreasi mereka sendiri. Wahyu Dwi Prasetyaningrum, guru pembimbing Bahasa Jawa menjelaskan perihal upaya menanamkan pendidikan karakter melalui pementasan drama juga akan melatih sikap tanggung jawab para siswa. “Dari kebebasan berkreasi ini pula, setiap siswa juga akan membiasakan diri untuk menghargai karya orang lain, mengingat kelompok-kelompok yang pentas juga merupakan teman-teman mereka sendiri,” jelas Wahyu.
Pemilihan drama berbahasa jawa, diakui Wahyu juga menjadi salah satu upaya demi melestarikan bahasa peninggalan nenek moyang, yang kini mulai sering dilupakan. Dengan mengenalkan kembali Bahasa Jawa melalui pembuatan naskah drama beserta skenarionya, ia menuturkan banyak peserta didik yang kemudian lebih paham makna dari istilah yang biasa digunakan orangtuanya. Ke depan, Wahyu mengaku akan lebih banyak lagi memberikan kebebasan berekspresi dan berkreasi bagi para peserta didik agar mereka juga terlatih untuk menampilkan bakat dan bentuk kreatifitasnya secara lebih percaya diri.
Harapan itu, menurut Wahyu sejalan dengan keinginan Kepala Sekolah, Agus Sugiyatno saat menyampaikan sambutan pembukaan Ujian Praktek Bahasa Jawa. Dalam sambutannya, Agus menyampaikan apresiasi atas inisiatif pementasan drama Bahasa jawa tersebut, dan meminta para siswa untuk secara serius menjalankan peran masing-masing dalam drama yang mereka susun sendiri alur ceritanya. “Tugas ujian praktek ini memang menentukan nilai dan kelulusan, namun lebih dari itu, dari pelaksanaan ujian ini ada yang lebih penting untuk dipahami, yaitu tanggung jawab atas hasil kreasi dan kemampuan untuk menghargai hasil karya teman-teman lainnya,” tandas Agus. Pihak sekolah, ditegaskannya akan terus berupaya mengembangkan bakat dan minat siswa agar kedepan mereka mampu bersaing di tengah ketatnya kompetisi era modern dengan tanpa meninggalkan tradisi dan budaya.