Tambah 50 Kasus, Wonosobo Bukukan Rekor Penambahan Harian Covid-19 Tertinggi Sepanjang Pandemi
Jumlah warga terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten bertambah sebanyak 50 orang, pada Senin (7/9/2020). Secara akumulasi, total kasus pun kini mencapai 374, dengan rincian 227 dalam perawatan, 144 dinyatakan sembuh, dan 3 orang meninggal dunia. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo, dr Muhamad Riyatno menyebut pertambahan sebanyak 50 kasus, merupakan jumlah tertinggi pertambahan harian sejak masa pandemi mulai awal Bulan Maret lalu.
Untuk keperluan perawatan para penderita Covid-19 tersebut, dr Riyatno mengaku saat ini selain 3 Rumah Sakit, yaitu RSUD Setjonegoro, RSI Wonosobo, dan RS PKU Muhammadiyah, telah disiapkan pula Gedung karantina BLK, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan terbaru adalah gedung fasilitas milik Pemprov, yaitu Eks Akademi Keperawatan yang kini dikelola Bapelkes Provinsi Jawa Tengah. “Kita semua berharap dengan kondisi ini warga masyarakat benar-benar memahami pentingnya menjaga dan melindungi diri dari paparan virus korona, sehingga upaya untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kabupaten kita tercinta ini bisa berhasil,” tutur dr Riyatno saat ditemui usai talkshow sosialisasi Perbup Nomor 38 Tahun 2020 di LPPL Radio Pesona FM.
Menurut Pelaksana Tugas Kadinkes Kabupaten Wonosobo tersebut, tingginya pertambahan angka Covid-19 yang dalam sebulan terakhir bahkan telah mencapai 289 orang, menunjukkan secara nyata bahwa virus korona masih beredar dan menyebar massif. Pola pelacakan, alias tracing yang diupayakan para petugas dari Dinkes dan Gugus Tugas Kabupaten, diakui dr Riyatno telah sangat maksimal sehingga pada Bulan Agustus lalu, lebih dari 1.500 specimen hasil uji swab dikirim ke laboratorium, dan hingga kini masih terus berlanjut.
Masifnya pertambahan kasus yang bahkan telah menyebabkan puluhan tenaga medis terpapar disebut dr Riyatno juga berdampak terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Secara akumulatif, sekitar 50 % fasilitas kesehatan Puskesmas telah terdampak, dan bahkan sempat dilakukan upaya penutupan layanan sementara, yaitu 3 x 24 jam untuk keperluan desinfeksi,” lanjutnya. Meski tidak sampai menutup seluruh layanan, ia menyebut hal itu membuat warga masyarakat di sejumlah wilayah mesti pindah ke puskesmas lain terdekat.
Perihal pemenuhan kapasitas ruang perawatan bagi para pasien Covid-19, Kepala BPBD Kabupaten, Zulfa Ahsan Alim ketika dihubungi melalui sambungan telepon mengaku pihaknya telah selesai menyiapkan Gedung Eks Akper Pemprov. “Untuk gedung Eks AKPER, atau Balai Pelatihan Kesehatan Pemprov Jateng, per Sabtu malam (6/9) telah siap dengan kapasitas bed sebanyak 50 sampai 60 pasien,” terang Zulfa. Gedung karantina sementara BAPELKES, menurut Zulfa merupakan gedung ketiga setelah Balai latihan Kerja (BLK) Kertek dan SKB Sidojoyo, yang akan digunakan untuk isolasi pasien dengan Covid-19 positif namun tanpa gejala, atau dengan gejala namun sangat ringan.