Smart Economy Diproyeksi Bantu Atasi Dampak Pandemi
Hasil evaluasi program Kota cerdas (Smart City) di Kabupaten Wonosobo oleh Kementerian Kominfo RI menunjukkan sejumlah target yang telah ditetapkan belum tercapai secara optimal. Dua program unggulan, yaitu PL Sagita (Pangan Lokal Sahabat Gizi Kita) yang masuk dalam sektor smart living dan Labu Bali (Layanan Baca Buku dan Literasi) yang menjadi bagian dari smart society terpaksa berjalan di tempat gegara adanya Pandemi COVID-19. “Untuk PL Sagita kendalanya adalah Pandemi COVID yang membatasi pergerakan warga sehingga program pelatihan-pelatihan yang telah dianggarkan terkena refocusing atau pengalihan untuk penanganan COVID-19”, terang Kepala Seksi Tata Kelola Teknologi Informasi Bidang Informatika Diskominfo, Ratna Sulitiyani, ketika ditemui di ruang kerjanya pada Kamis (26/11/2020). Sementara untuk program Labu Bali, diakui Ratna juga terkendala pandemi yang mewajibkan siswa sekolah menerapkan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Kedua program tersebut, selama tahun 2019 disebutnya telah mengalami perkembangan berarti, yaitu untuk PL Sagita diterapkan di 29 Kelurahan di 15 Kecamatan untuk membantu mengatasi problem gizi buruk, sementara Labu Bali, bahkan telah diduplikasi di banyak sekolah untuk membantu meningkatkan minat baca dan literasi siswa.
Kepala Seksi Teknik Komunikasi dan Persandian Bidang Informatika, Wajiran, menambahkan bahwa hasil evaluasi program Smart City tersebut juga membuahkan sejumlah catatan positif dari Kemenkominfo perihal kinerja Pemkab Wonosobo. “Sejumlah catatan yang sifatnya mengapresiasi kinerja kita antara lain adalah telah berjalannya program smart governance yang berhasil meningkatkan indeks kepuasan masyarakat dari semula 80,17% di tahun 2018, menjadi 81,81% pada 2019”, terang Wajiran. Selain itu, dalam hal kinerja fiskal dan pengelolaan keuangan, adanya smart city juga disebut Wajkiran memudahkan Pemkab meraih opini WTP hingga 4 kali berturut-turut sejak tahun 2017, serta menghasilkan penilaian atas kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah (LKPPD Kemendagri) dengan capaian nilai 3.17. “Pun demikian dengan hasil penilaian sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) dari KemenPANRB, selama 2 tahun terakhir mendapat nilai cukup bagus yaitu 2.94, sementara laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) berhasil mendapat nilai 64,03 alias masuk kategori predikat Baik”, beber Wajiran.
Senada, Kepala Dinas Kominfo, Eko Suryantoro juga menyebut hasil koordinasi dengan OPD-OPD terkait yang menjadi bagian dari program Smart City menunjukkan progress yang menggembirakan. “Program Smart Economy saat ini tengah kita dorong untuk bisa menjadi solusi mengatasi dampak pandemi COVID-19 yang memukul segenap sendi perekonomian warga”, jelas Eko. Perangkat Daerah terkait, disebut Eko telah siap dengan upaya menghidupkan kembali pasar wisata tradisional yang selama pandemi terpaksa mati suri, salah satunya dengan program Bangga Bela Beli Produk Lokal untuk melindungi makanan dan kesenian tradisional. Kemudian, Eko juga menyebut Smart Branding yang akan menjajaki kerja sama dengan sejumlah biro perjalanan wisata melalui aplikasi Jelajah Wonosobo untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke Wonosobo selepas Pandemi COVID-19. “Harapan kami semua adalah program Kota Cerdas ini kedepan akan benar-benar memberikan dampak signifikan bagi upaya meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat dengan berbagai kemudahan dalam tata laksana kehidupan sehari-hari”, pungkas Eko.
(Danang – Dinas komunikasi dan Informatka Kabupaten Wonosobo)