Reporter Berita Dilatih Atasi Rasa Nervous Saat Hadapi Narasumber
ZAKY MOHAMMAD, S.Kom Rabu, 13 Oktober 2021 pukul 01.26 WIB
140 views | Share:

Reporter Berita Dilatih Atasi Rasa Nervous Saat Hadapi Narasumber

Para broadcaster dari 6 radio mitra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo, yang selama ini berada di belakang kemudi siaran radio maupun reportase langsung berita, mendapatkan pelatihan broadcasting dan public speaking. Menghadirkan dua narasumber kaliber nasional, Eddy Koko dan Risa Karmida, pelatihan yang digelar di aula utama Dinas Kominfo, pada dua hari terakhir itu diikuti tak kurang dari 30 peserta, terdiri dari penyiar, reporter berita, staf humas perangkat daerah dan kru Televisi Streaming WEB TV Wonosobo. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika melalui Sekretaris Dinas Winarningsih, saat ditemui di sela pelatihan hari kedua, Jum’at  (8/10/2021) lalu menjelaskan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengoptimalkan potensi broadcasting dan publikasi melalui berbagai kanal media yang ada di Wonosobo. “Target peserta sebanyak 30 orang, yang merupakan praktisi kehumasan, penyiar radio dan kru TV streaming kita harapkan mampu menyerap materi-materi dari kedua narasumber, karena keduanya merupakan praktisi yang sudah berpengalaman, baik di bidang kehumasan, broadcasting, jurnalistik sampai pada public speaking,” tutur Winarningsih.

Kepala Seksi Kerjasama Media dan Pengembangan SDM Bidang IKP Dinas Kominfo, Fahrudin Azis menambahkan, melalui pelatihan broadcasting dan public speaking tersebut, pihaknya berupaya untuk menjembatani kebutuhan para pelaku kehumasan yang ingin mengupgrade skill berbicara di depan kamera maupun di dalam ruang siaran. “Era digital dengan semakin banyak sarana komunikasi dan publikasi, memerlukan pemahaman baru agar nantinya para pelaku broadcasting di Wonosobo juga lebih update,” ungkap Fahrudin. Hadirnya Eddy Koko, sebagai jurnalis senior sekaligus mantan praktisi penyiaran di Trijaya FM disebut Fahrudin juga telah memberikan warna baru dalam pemahaman terkait bagaimana para pelaku broadcasting di Wonosobo harus bersikap terhadap media-media modern. “Sebagian dari para pelaku jurnalistik masih ragu-ragu untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyampaian informasi, padahal saat ini hampir semua media massa besar juga telah memanfaatkannya secara optimal,” beber Fahrudin lebih lanjut. Dari hasil pelatihan bersama kedua narasumber tersebut, Azis berharap agar kedepan dunia penyiaran maupun kehumasan di Kabupaten Wonosobo akan lebih berwarna, lebih aktual dan akurat.

Harapan tersebut selaras dengan tanggapan positif para peserta pelatihan. Amalia Fajar Sari, penyiar LPPL Radio Pesona FM yang turut dalam pelatihan mengakui ia menjadi lebih paham bagaimana menggunakan media sosial untuk keperluan penyebaran berita secara baik dan benar. “Selain itu, kami juga mendapatkan materi penting terkait bagaimana mengatasi rasa gugup atau nervous saat berada di depan kamera ketika harus reportase langsung dari lapangan dan berhadapan dengan narasumber berita,” urainya. Setelah mendapatkan materi broadcasting dan public speaking, Sari mengaku menjadi lebih percaya diri serta siap untuk mengoptimalkan potensi dan kemampuan dirinya.