Ragam Inovasi “Out Of The Box” Antar Bawaslu Wonosobo Raih Predikat Terbaik Nasional
ZAKY MOHAMMAD, S.Kom Senin, 28 Oktober 2019 pukul 09.42 WIB
60 views | Share:

Ragam Inovasi “Out Of The Box” Antar Bawaslu Wonosobo Raih Predikat Terbaik Nasional

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Wonosobo baru saja menerima penghargaan sebagai Best Inovation Award dari Bawaslu RI. Sejumlah kreasi dan inovasi yang sifatnya tidak biasa, atau biasa diistilahkan dengan out of the box yang dilakukan ternyata mendapatkan apresiasi positif sebagai upaya untuk mencegah munculnya praktik kotor dalam proses pemilihan umum serentak pada April 2019 silam.

Ketua Bawaslu Kabupaten Wonosobo, Sumali Ibnu Chamid ketika ditemui di sela kegiatan sosialisasi pengawasan Pemilu Partisipatif di Rowopeni, Senin (28/10) membeber ragam kreasi jajarannya tersebut, sehingga akhirnya berhak atas Bawaslu Award. Menurutnya, seluruh pihak di Bawaslu Wonosobo berperan secara maksimal dan kompak, termasuk ketika blusukan ke tempat-tempat tak biasa demi mengkampanyekan gerakan tolak politik uang.

“Dalam upaya sosialisasi pencegahan tindak pidana pemilu, kami di Bawaslu tidak hanya mengandalkan forum-forum formal seperti sosialisasi saja, melainkan langsung terjun ke lapangan dan bertemu banyak pihak, bahkan termasuk menggandeng komunitas seni, sastra, hingga difabel,” tuturnya. Bahkan, dalam praktek di lapangan, jajaran Bawaslu diakui Sumali juga terlibat aktif di berbagai tempat ibadah, seperti khotbah di Masjid maupun ceramah di Gereja dan Vihara.

Di komunitas kesenian, Sumali mengaku menggandeng sanggar tari Satria Wonosobo untuk membuat tari anti money politic, kemudian juga menggandeng musisi untuk menciptakan lagu tolak politik uang. “Jadi langkah kami ini banyak yang out of the box karena multisector dan bahkan pada akhirnya memunculkan karya-karya baru seperti puisi, buku, kreasi tari dan lagu,” lanjutnya.

Dalam hal upaya pencegahan tindak pidana pemilu, pria yang karib dengan sapaan Ale itu juga mengungkap bahwa pihaknya menyasar seluruh partisipan pemilu, mulai dari Parpol, KPU, ASN, Aparat Penegak Hukum, hingga ke sekolah-sekolah bahkan sampai pada komunitas media sosial. Di sekolah-sekolah, Bawaslu Wonosobo mengembangkan sekolah kader pengawasan pemilu, juga di Universitas mendorong mahasiswa agar terlibat aktif menjadi pengawas proses pemilu. “Lalu di pedesaan, kami membentuk Desa dan kampong anti Politik Uang, dan pada H-5 Pemilu, kami menugaskan semua pengawas TPS wajib hadir di rumah warga untuk memastikan telah diterimanya undangan menggunakan hak pilih, sekaligus mengingatkan kembali para calon pemilih untuk menolak segala bentuk money Politic,” tandasnya.