Potensi Kerugian Objek Wisata Bisa Capai Ratusan Juta Per Bulan
Para pelaku wisata, khususnya di kawasan Dieng terpaksa merasakan dampak dari merebaknya wabah virus corona. Sesuai imbauan pemerintah pusat dan daerah, objek wisata yang berpotensi dikunjungi puluhan bahkan ratusan hingga ribuan orang per hari mesti tutup untuk sementara waktu, demi mencegah penyebaran wabah yang kini tengah jadi pandemi dunia itu. Jelas saja hal tersebut berpengaruh pada perputaran ekonomi kawasan Dieng yang saat ini memang bertumpu pada sektor wisata. Agus Purnomo, salah satu pengelola objek wisata telaga warna mengakui potensi kehilangan pendapatan dari retribusi pengunjung, bisa mencapai ratusan juta per bulannya. "Terhitung sejak tanggal 17 Maret objek wisata Telaga Warna dan Telaga Pengilon sudah kami tutup hingga waktu yang belum ditentukan," tutur Agus ketika ditemui di salah satu kedai kopi di kawasan Kalianget, Minggu (22/3/2020).
Kalkulasi sementara dari dampak penutupan itu menurut Agus ada di kisaran 200 sampai 300 Jutaan per bulan, hanya dari penjualan karcis masuk saja. Apabila dihitung dari potensi kerugian para pedagang yang berjualan di kawasan Telaga Warna, ia menyebut angkanya akan jauh lebih besar lagi. Menurut pria yang juga aktif di sejumlah gerakan sosial itu, jumlah pengunjung di obwis telaga warna per hari ada di kisaran 500 sampai 1000 orang. Dengan harga tiket per lembarnya Rp 12.500,- maka potensi pemasukan dalam satu hari bisa sampai 10 Juta Rupiah. Selain untuk biaya operasional pengelolaan obwis oleh PT Alam Indah Bonbin Lestari, Agus menyebut pendapatan Telaga Warna juga menjadi hak BKSDA selaku pemangku kawasan, serta untuk 2 Desa, yaitu Desa Jojogan dan Desa Dieng Wetan, sesuai kontrak yang telah disepakati bersama.
"Dengan adanya penutupan ini, otomatis memang menjadi beban bagi perusahaan selaku pengelola semakin berat," jelasnya. Selain tidak ada pendapatan yang masuk, bagi sejumlah karyawan seperti petugas pengamanan obwis dan kebersihan, Agus menyebut pihak perusahaan masih harus memberikan gaji.
Namun demikian, pihak manajemen perusahaan diakuinya bisa memahami kondisi dan situasi yang saat ini tengah dihadapi, yaitu harus lebih mengutamakan keselamatan nyawa manusia daripada kepentingan sepihak. "Kami menaati apa yang menjadi ketentuan dan arahan pemerintah, serta turut berdoa agar wabah korona ini segera tuntas," tegasnya. Kepada sejumlah biro perjalanan wisata yang beberapa waktu telah menjadwalkan kunjungan ke telaga warna, Agus mengaku telah menjalin komunikasi perihal adanya penutupan, sehingga bisa dijadwalkan ulang.