Pemkab Wonosobo Didorong Buat Peta Ekonomi Kreatif
Kabupaten Wonosobo, yang selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah dinilai perlu berbenah lebih serius dalam mengantisipasi berbagai potensi laju peningkatan kunjungan wisatawan dalam beberapa tahun ke depan. Dalam kurun 5 tahun kedepan, alias sebelum 2024, Pemerintah Kabupaten bahkan semestinya sudah harus memiliki peta dan data aktor ekonomi kreatif demi mendukung sektor pariwisata yang diperkirakan bakal menerima lonjakan kunjungan wisatawan. Hal itu mengemuka dalam acara workshop Jejaring Ekosistem Kabupaten/Kota Kreatif, subsector seni pertunjukan dan musik, yang digelar Bidang Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo di Resto Ongklok, Kamis (28/3). “Berfungsinya New Yogyakarta International Airport (NYIA), dan sebentar lagi Bandara Wirasaba di Purbalingga mestinya disambut dengan pembenahan di sejumlah sektor pendukung jejaring ekosistem ekonomi kreatif di Kabupaten Wonosobo”, harap anggota Komisi X DPR RI, Bambang Sutrisno, dalam pembukaan workshop bagi para pelaku industri ekonomi kreatif itu.
Menurut Bambang, Wonosobo sebagai kawasan pendukung wisata Candi Borobudur memang sudah semestinya mulai membangun ekosistem ekonomi kreatifnya, mengingat tuntutan wisawatan di era sekarang cukup tinggi. Dari sisi potensi alam dan kekayaan seni maupun tradisi, Bambang menilai Kabupaten Wonosobo sudah layak disebut mengagumkan. “Kekurangannya ada di data ekonomi kreatif, termasuk di 3 A, yaitu Amenity, Accesibility dan Atraksi”, tuturnya. Hal inilah yang menurut pria kelahiran Bogor 66 tahun lalu itu, perlu untuk terus diperbaiki dan dikembangkan oleh pemerintah daerah. Upaya Bekraf untuk memfasilitasi workshop bagi para pelaku industri kreatif, seperti penyanyi, pemain musik, hingga MC, disebut Bambang seyogyanya disambut dengan semangat untuk peningkatan kapasitas diri, demi memajukan sektor pariwisata Kabupaten Wonosobo.
Harapan yang sama diungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo. Diakui Andang, jumlah pelaku industri kreatif di Wonosobo sudah cukup banyak, hanya saja, mereka baru sebatas menjual tontonan, belum sampai pada kemampuan membuat event yang mampu mendatangkan wisatawan dan menyuguhkan atraksi mengesankan sehingga mereka lebih kerasan tinggal lebih lama. “Melalui workshop yang diikuti tak kurang dari 150 orang pelaku seni kreatif seperti penyanyi, musisi, bahkan penata suara dan pembawa acara ini kami berharap agar nantinya mereka layak untuk mengikuti sertifikasi yang mengakui kompetensi dan keahliannya”, ungkap Andang. Kedepan, Andang juga menyebut pihaknya akan berupaya agar pemerintah daerah atau pusat bisa memfasilitasi uji kompetensi sertifikasi, sehingga keberadaan para pelaku industri kreatif benar-benar diakui secara luas.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Perekonomian Setda, Sumaedi, menerangkan bahwa keberpihakan Pemerintah Daerah terhadap ekonomi kreatif sudah tertian dalam RPJMD 2016-2021. Pemerintah, menurut Sumaedi bahkan menargetkan pertumbuhan komunitas ekonomi kreatif yang dapat difasilitasi dalam ruang maupun sarana kreatif. “Strategi yang telah ditetapkan untuk mencapai target-target tersebut adalah dengan penciptaan iklim kreatif, inovatif dan jiwa kewirausahaan yang berorientasi kemajuan dengan arah kebijakan pengembangan ekonomi kreatif ekonomi dan ekonomi berkelanjutan”, tandasnya. Salah satu ruang kreatif yang telah dibangun Pemerintah, disebut Sumaedi adalah komplek Gerbang Mandala Wisata di gerbang Wonosobo dari arah timur.
(Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo)