Pemandu Paralayang Diminta Kedepankan Kejujuran
SADDAM Senin, 9 November 2020 pukul 04.57 WIB
119 views | Share:

Pemandu Paralayang Diminta Kedepankan Kejujuran

Olahraga minat khusus atau sport tourism paralayang semakin mendapatkan tempat di Wonosobo. Didukung kontur geografis yang sangat kondusif, paralayang diproyeksikan mampu menarik atensi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Mempersiapkan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bekerjasama dengan federasi aerosport Wonosobo, menyelenggarakan pelatihan untuk 40 pemandu paralayang di Ballroom Dafam Hotel, mulai Sabtu (7/11/2020). Melalui pelatihan yang akan digelar selama tiga hari tersebut, diharapkan para peserta akan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menguasai teknik-teknik penerbangan paralayang sesuai standard Nasional maupun Internasional. Kepala Bidang Destinasi dan Promosi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Edi Santoso, menyebut pihaknya berharap agar dari pelatihan tersebut, akan lahir pula bibit atlet potensial Cabang Olahraga Paralayang yang akan mengharumkan nama Wonosobo di kancah Nasional maupun Internasional.

Harapan itu selaras dengan pesan Sekretaris Daerah, One Andang Wardoyo, yang dalam sambutan pembukaan pelatihan meminta agar para peserta memanfaatkan materi-materi yang diberikan para instruktur untuk meng-upgrade pengetahuan mereka. "Seiring dengan semakin berkembangnya olahraga minat khusus, termasuk paralayang ini, kita akan berupaya agar Wonosobo menjadi bagian penting dari event-event berkelas Nasional sampai Internasional sehingga tentu dibutuhkan pula para pemandu dengan keterampilan yang semakin baik lagi", tutur Andang. Ia berharap para pemandu juga turut membantu Promosi spot-spot paralayang terbaik di Wonosobo seperti di bukit Kekeb, Desa Lengkong, Kecamatan Garung kepada para penggemar sport tourism di kancah lokal maupun Nasional. "Promosikan tapi utamakan pula kejujuran agar nantinya tidak sampai memunculkan kekecewaan apabila ternyata yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan", lanjutnya. Pihak Pemerintah Desa maupun Kecamatan pun, menurut Andang juga mesti memberikan dukungan sebaik mungkin termasuk dalam upaya penyediaan fasilitas pendukung seperti akomodasi penginapan dan potensi kulinernya. Berkaca pada pengalaman event Nasional yang pernah diselenggarakan, Andang menyoroti adanya penjual makanan yang menaikkan harga di luar kewajaran sehingga menimbulkan protes dari para tamu. "Jangan sampai terulang ada tempe kemul dijual dengan harga lima ribu rupiah atau bakso dijual dengan harga empat puluh ribu rupiah sehingga tamu-tamu tidak lagi ingin kembali ke Wonosobo", tegasnya.

Senada dengan Sekda, Ketua KONI Wonosobo, Khozin juga menyebut paralayang akan mampu menjadi salah satu destinasi Pariwisata minat khusus, yang diharapkan turut menjadi pengungkit bagi taraf perekonomian warga masyarakat di sekitar lokasi. "Karena potensinya memang besar dan terbukti event yang telah terselenggara pada Tahun 2019 lalu pun sukses dan dapat menghadirkan banyak peserta dari dalam maupun luar negeri", ungkap Khozin. Dengan semakin meningkatnya pemahaman dan pengetahuan para pemandu, kelak setiap tamu yang berkunjung diyakini akan mendapatkan pelayanan dan pengalaman terbaik.

 

(Danang - Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo)