KAUM KARTINI TIDAK BOLEH HANYUT DALAM ERA KEKINIAN
SADDAM Selasa, 23 April 2019 pukul 02.07 WIB
93 views | Share:

KAUM KARTINI TIDAK BOLEH HANYUT DALAM ERA KEKINIAN

WONOSOBO. Dewasa ini, Sosial Media sudah menjadi kebutuhan individu dalam berkomunikasi, mencari informasi atau bahkan membuat peluang dengan bisnis online yang biasa digeluti para perempuan masa kini.

Tak bisa dipungkiri pengaruh yang begitu besar pada setiap individu merasuk ke dalam diri, dan menjadi sebuah kebiasaan.

Salah satu pengaruh yang terjadi ialah, bagaimana pola pikir pada generasi ini menjadi serba praktis, sehingga generasi ini terjebak dalam kecanggihan teknologi. Dengan dalih semua bisa didapat dengan mudah, hanya dengan mengklik salah satu item pada gadget misalnya, bisa sudah langsung pilih menu makanan untuk siap diantar kedepan rumah, belum lagi banyaknya aplikasi pada gadget yang menarik perhatian seperti Instagram, FB, Twitter, dan lain sebagainya, semua itu menghiasi perjalanan hidup manusia di era ini.

Hal itu menjadi suatu kekhawatiran jika para perempuan hanyut dalam era kekinian, tak menutup kemungkinan beberapa tahun yang akan datang, para perempuan ini akan mengabaikan segala urusan fitrahnya, kehilangan peran mendidik buah hatinya karena sibuk dengan gadget, kehilangan peran menjadi sang istri, bahkan parahnya lagi, karakter peduli yang seharusnya melekat dalam diri perempuan semakin terkikis jika tak mampu menghadapi tantangan zaman. Selain itu, pengaruh buruk dan negatif lainnya terkait teknologi digital dan media sosial adalah banyaknya kasus seks bebas dan perundungan anak. Demikian disampaikan Fairus Eko Purnomo pada acara seminar Hari Kartini di Pendopo Bupati Senin (22/4).

"Namun di sisi lain, era millenial ini juga banyak membawa dampak positif. Oleh karenanya, kaum wanita harus benar-benar bisa memilah dan memilih agar dapat memanfaatkan era ini dengan baik", katanya.

Fairus menegaskan, saat ini kaum perempuan harus berwawasan, karena dirinya adalah tombak dalam pendidikan keluarga bagi anak-anaknya. Sudah waktunya perempuan harus memunculkan diri pada ranah publik, mengisi kemerdekaan dengan cara yang lebih elegan, memerdekaan diri, membangun ruang publik dan tantangan modernitas merupakan hal dasar bagi perempuan untuk mengisi kemerdekaan.

"Apapun posisi perempuan, jika beberapa hal ini bisa dipahami maka perempuan akan menjadi Mutiara yang sangat indah untuk Indonesia", tegasnya.

Senada, disampaikan Bupati Wonosobo, Eko Purnomo, dalam sambutannya saat bertindak sebagai Irup pada Upacara peringatan Hari Kartini. Eko mengatakan era kekinian saat ini, semangat perjuangan Kartini dapat dimaknai sebagai sebuah refleksi dan spirit bagi semua, khususnya perempuan untuk meningkatkan potensi serta kualitas diri.

Karena atas perjuangan Raden Ajeng Kartini untuk memajukan perempuan Indonesia, yang sedikit demi sedikit dapat diwujudkan dan diimplementasikan oleh kaumnya. Sudah banyak tokoh perempuan, baik itu di Indonesia maupun Jawa Tengah, dan terlebih khusus di Kabupaten Wonosobo, yang berprestasi serta bisa membuktikan diri menjadi figur yang kuat dan bisa dibanggakan oleh kaumnya sendiri, maupun oleh masyarakat pada umumnya.

Namun demikian, perjuangan perempuan masih dihadapkan pada berbagai macam peluang serta tantangan yang semakin besar. Oleh karena itu, Bupati berharap melalui momentum ini para perempuan Indonesia, khususnya Wonosobo untuk terus berupaya meningkatkan perannya dan juga harus berkarya, demi kemajuan bangsa dan Negara tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan. Apalagi sebagai perempuan yang dibesarkan dalam adat ketimuran, di mana perempuan adalah lambang keluwesan, kelembutan dan kesopanan.

"Saya juga menekankan kepada perempuan di Kabupaten Wonosobo, agar tidak hanya sekadar konco wingking suami, tetapi harus mandiri. Tunjukkan bahwa perempuan mampu tidak bergantung pada suami".

Pada Seminar tersebut dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama organisasi wanita di Kabupaten Wonosobo tentang pengurangan sampah plastik dalam rangka Wonosobo Go Green, dengan berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik pada setiap kegiatan yang dilaksanakan, baik individu maupun organisasi.