Ingin Memastikan Dana Desa Bermanfaat Untuk Masyarakat, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Sambangi Desa Di Wonosobo
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan (PK) Kementerian Keuangan, Astera Primanto Bhakti, menyempatkan berkunjung ke 2 (dua) Desa di wilayah Kecamatan Kejajar dan Garung di sela padatnya acara beliau di PT. Geodipa Energi.
“Dana Desanya untuk apa pak Kades? Manfaatnya buat masyarakat apa?”, dua pertanyaan sederhana itu menjadi pembuka kunjungan beliau di Desa Igirmranak, Kejajar.
Sambil memamerkan master plan pengembangan Desa yang dimiliki, Joko Tri Sadono menjelaskan bagaimana Dana Desa selama 5 (lima) tahun ini sangat berdampak untuk kemajuan Desanya dan dia senantiasa berupaya melaksanakan amanah warga untuk mewujudkan visi Desa Igirmranak sebagai pusat wisata alam yang lestari, kreatif, dan unggul dalam bidang infrastruktur dan tata kelola pemerintahan. “Visi tersebut disusun bersama oleh warga saya, pemerintah Desa kami berupaya mewujudkannya antara lain dengan mengembangkan warung permakultur, pendakian Gunung Prau dan pelestarian budaya Merti Bumi. Pekerjaan rumah infrastruktur kami sudah hampir selesai, saat ini kami fokus mengembangkan sarana olahraga, warung permakultur dan ingin mengolah sampah dari kotoran kambing di kandang komunal yang Desa miliki untuk menjadi pupuk bagi lahan pertanian warga”.
Hal tersebut mendapat tanggapan, "Saya apresiasi karena Bapak berjuang dari 0, pertahankan prinsip kebaikan yang diyakini Desa ini!", terang Dirjen PK di warung permakultur Desa ini. Beliau juga tertarik dengan keterbukaan informasi keuangan Desa yang terpampang di beberapa sudut Desa “Bagus ini, ada info soal pajak dan dilengkapi foto hasil kegiatan”, lanjutnya.
Desa beruntung lainnya yang disambangi Dirjen PK adalah Desa Mlandi, Garung. Desa ini memanfaatkan kunjungan tersebut untuk pamer peta digital tematik mereka. Dari peta tersebut bisa dilihat titik pembangunan dan jalur sambungan air bersih dari rumah ke rumah yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik yang dibiayai Dana Desa maupun Dana Alokasi Khusus. “Pengelolaan air bersih di Desa ini juga mulai dikelola BUMDesa. Kami pastikan semua warga sudah mendapatkan akses air bersih air minum yang layak dan sehat dengan biaya yang sangat terjangkau, lima ribu rupiah”, terang Budi Irawan, Kades Mlandi.
Selain itu, Desa ini sedang fokus berupaya melakukan penataan ruang Desa sekaligus menjaga kelestarian alam melalui pengelolaan sampah dan gerakan “satu cangkir kopi merawat bumi”.
Sambil mencicipi “kopi dana Desa” di Desa ini, yakni kopi yang dihasilkan dari kegiatan konservasi alam yang didanai dana Desa, Dirjen PK menyatakan bahwa ke depan kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dikuatkan seperti di Desa ini, perlu membangun kesadaran warga bahwa masyarakat bisa merasakan manfaat lebih dari kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Beliau berpesan kepada seluruh Desa untuk mengelola keuangan Desa dengan baik dan akuntabel, “Setiap titik kegiatan fisik wajib diberi penanda sumber dana, besaran dana dan tahun pelaksanaan. Tidak perlu tanda yang sangat bagus, yang penting ada tanda dan jelas, agar semua bisa mengawasi”. Camat juga diminta untuk ikut mengawasi. “Optimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan yang dimiliki oleh Camat”, pesan beliau.
Dari 2 (dua) Desa yang dikunjungi di Wonosobo, Dirjen PK menyatakan, “Terlihat dari segi kapasitas dan kualitas, penggunaan dana Desa sudah cukup baik, dalam artian mereka bisa menentukan prioritas dengan baik, dari sisi perencanaan dan implementasi cukup baik. Semoga ini bisa ditingkatkan dan tidak menyisakan permasalahan hukum”.
Beliau juga mengapresiasi pengelolaan data keuangan Desa di Wonosobo. "Sangat baik, saya lihat semuanya bisa sangat terbuka, masyarakat jadi bisa mengawasi langsung dan memberikan dukungan untuk kemajuan Desa!", tegas beliau.