Dua Sisi Bertolak Belakang Pemberlakuan MEA
Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menyebabkan persaingan antar negara anggota ASEAN semakin terbuka. Tidak ada lagi hambatan lalu lintas barang dan jasa, modal maupun tenaga kerja. Pemberlakuan MEA dapat menjadi dua sisi yang bertolak belakang, disatu sisi menjadi peluang dan tantangan bagi UKM yang siap dan mampu bersaing, dan disisi lain dapat menjadi ancaman bagi UKM yang belum siap untuk bersaing dipasar global. Demikian disampaikan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi Dan UKM, Ir. Victoria br. Simanungkalit, MM, pada acara Penyerahan Sertifikasi dan Standarisasi Produk UMKM. Bertempat di Pendopo Bupati Wonosobo, Senin (26/11).
Victoria juga menyampaikan, dalam rangka menghadapi persaingan maupun memanfaatkan peluang kerjasama itulah diperlukan kompetensi UKM dan nilai tambah produk yang dihasilkan. Untuk mewujudkan maksud tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM khususnya Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran memberikan fasilitasi pendaftaran sertifikasi berupa HACCP, ISO, Hak Merek Hak Cipta Label Halal dan Pendampingan S-PIRT secara Gratis, agar dapat meningkatkan motivasi Koperasi UKM sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang lebih besar atau naik kelas.
Pada kesempatan ini, secara khusus diserahkan Sertifikat ISO dan HACCP, kepada UKM yang telah mendapatkan fasilitasi secara gratis dari Kementerian Koperasi dan UKM. “Diharapkan pemberian sertifikat gratis ini dapat memotivasi pelaku UKM Indonesia khususnya di Kabupaten Wonosobo untuk semakin meningkatkan produktivitas, memperbaiki kualitas, dan terus melakukan inovasi dalam memberi nilai tambah pada produk-produk yang dihasilkan,” pungkas Victoria.
Senada, Wakil Bupati Wonosobo, Ir. Agus Subagiyo, M.Si, juga menyampaikan di era sekarang MEA menjadi peluang yang bagus bagi para pelaku UMKM. Tetapi untuk bisa ikut bersaing di era MEA butuh perjuangan yang gigih dan ulet dari para pelaku UMKM. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, produk harus terus ditingkatkan.
“Peningkatan sumber daya manusia dan kualitas produk harus semakin meningkat. Kalau semua hanya berjalan apa adanya, apakah mampu bersaing dalam MEA. Dibutuhkan berbagai upaya para pelaku UMKM dan pemerintah agar bisa bersaing pada era MEA,” demikian dijelaskan Agus Subagiyo.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM Kabupaten Wonosobo, Agus Suryatin, juga menyampaikan bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing dan melindungi produk Koperasi UMKM, Dinas Perdagangan Koperasi UKM Kabupaten Wonosobo telah melakukan langkah strategis melalui sinergi program, baik dengan Kementerian Koperasi UKM, Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah, Akademisi maupun berbagai pihak. Seperti yang kali ini dilaksanakan yaitu Fasilitas Standarisasi dan Kompetensi Produk Koperasi UMKM yang diserahkan kepada para pelaku UMKM.
Pada kesempatan itu diserahkan Fasilitas Standarisasi dan Kompetensi Produk KUMKM berupa, 1 ISO, 1 HACCP, 49 Hak Merk, 136 Hak Cipta, 4 Label Halal, 19 PIRT yang diberikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM kepada para pelaku UMKM di Wonosobo. Selain itu juga diserahkan Sertifikasi Kompetensi Bagi Perajin Batik dari Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah dan 25 Label Halal, 11 Badan Hukum Bagi Kelompok, dari APBD Kabupaten Wonosobo.
Pada kesempatan itu juga diserahkan piala dan penghargaan kepada para pemenang lomba desain batik yang dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonosobo beberapa waktu lalu.