Dombos Didorong Jadi Wisata Edukatif
Peluang untuk budidaya kambing jenis texel khas Wonosobo, yang lebih dikenal dengan julukan Dombos masih sangat terbuka. Kedepan, keberadaan dombos bahkan tak hanya untuk dimanfaatkan daging maupun bulu nya saja, melainkan juga bisa sebagai wahana wisata pendidikan. Sekretaris Daerah, One Andang Wardoyo, ketika membuka kontes domba Wonosobo di lapangan desa Butuh, Kalikajar Sabtu (28/9), mendorong agar para peternak dombos lebih kreatif lagi dalam mengoptimalkan potensi Dombos. "Gandeng organisasi perangkat daerah dan stakeholder terkait lainnya untuk meningkatkan kemanfaatan Dombos ini, sehingga nantinya dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan warga masyarakat," papar Andang.
Sebagai daerah dengan potensi geografis yang sangat mendukung, Andang menyebut Wonosobo selayaknya dapat menjadi pusat pengembangan budidaya Dombos. Secara iklim maupun ketersediaan pangan bagi Dombos, Andang juga meyakini peluang untuk mendorong ternak jenis texel berbulu tebal untuk dapat mendongkrak perekonomian daerah, sangat terbuka. "OPD terkait juga semaksimal mungkin melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap peternak dombos sehingga nantinya akan muncul dombos unggulan yang dapat bersaing di Pasar global," tandasnya.
Sepakat dengan Sekda, Kepala Seksi Budidaya Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Diri Mulyanto menyebut jenis domba masih memiliki prospek bagus dalam upaya pemenuhan daging dalam Negeri. Terlebih, di Jawa Tengah Sumber Daya Genetik (SDG) hewan diakui Diri adalah yang terbanyak di Indonesia apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya. "Saat ini kita bahkan telah memiliki 10 SDG, dan sudah dikukuhkan oleh Kementerian Pertanian melalui SK Mentan Nomor 2915/KPTS/OT.140/6/2011," terangnya. Karena itulah, kepada para peternak Dombos, ia meminta agar budidaya dilakukan secara lebih serius, dengan memanfaatkan teknologi dan jaringan kelompok maupun dukungan dari pemerintah daerah.
Harapan serupa juga disuarakan Camat Kalikajar, Bambang Triyono yang menyebut potensi di Wilayah Kalikajar saat ini sangat beragam. "Selain pertanian sayuran, kopi dan perkebunan tanaman keras, Wilayah atas Kalikajar seperti Desa Butuh ini sangat memungkinkan untuk budidaya Dombos," ungkap Bambang. Sebagai pemangku Wilayah, Bambang juga mengaku kedepan akan terus melakukan terobosan dan berinovasi demi kemajuan sektor pertanian maupun pertenakan di Kalikajar.