Bupati Berharap Catin Di Bawah Umur Tak Diberi Dispensasi Nikah
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menegaskan komitmen untuk terus menekan jumlah anak pengidap gangguan perlambatan tumbuh kembang, atau yang lebih dikenal dengan istilah stunting. "Bersama wakil Bupati, saya akan turun langsung, khususnya di Desa-Desa lokus stunting agar kedepan jumlah anak-anak yang mengalami perlambatan maupun gangguan pertumbuhan di Wonosobo ini nantinya akan bisa berada di angka nol koma atau bahkan zero alias bebas dari stunting," tegas Bupati, dalam sambutan arahan pada rapat koordinasi Pokja Advokasi Daerah dalam rangka penguatan strategi pencegahan dan penanganan stunting, di Ruang Mangunkusumo Setda, Rabu (9/6/2021).
Meski diketahui, jumlah anak dengan stunting di Wonosobo saat ini telah menurun secara drastis dibandingkan Tahun 2020 lalu, Afif meminta seluruh pihak untuk tetap serius dalam upaya mencegah agar angka tersebut dapat terus menurun. Secara prosentase, angka prevalensi stunting 11,5% disebut Afif telah berada di rentang target capaian yang ditetapkan Pemerintah, karena pada Tahun 2020 lalu, persentase stunting di Wonosobo masih 27,17%. Namun demikian, ia mengaku angka tersebut berpotensi untuk terus ditekan dengan mengoptimalkan sinergi segenap elemen terkait, mulai dari Pemerintah Kabupaten, mitra strategis seperti TP PKK hingga kader-kader Kesehatan Desa, Duta Genre sampai Puskesmas. "Bahkan adanya faktor trans budaya, dimana sebagian warga masyarakat Wonosobo masih menggunakan pola pikir berdasar tradisi untuk menentukan waktu pernikahan anak tanpa menimbang usia, juga perlu menjadi pemikiran kita semua," tuturnya. Demi mencegah adanya pernikahan dini yang berpotensi akan memunculkan anak stunting, Afif bahkan berharap agar Pengadilan Agama tidak lagi menerbitkan Surat Dispensasi Nikah.
Kepada Perangkat Daerah terkait, khususnya Dinas PPKBPPPA, Bupati meminta agar secara berkelanjutan menyusun jadwal pencegahan dan penanganan stunting, hingga sampai kepada tahap pelaporan serta evaluasi perkembangannya kepada BKKB Provinsi Jawa Tengah. "Dengan adanya kerjasama sinergis semua pihak maka kita optimis upaya untuk menekan angka stunting sampai pada Nol koma akan bisa diwujudkan," tandasnya.
Komitmen Bupati untuk serius mencegah Dan menangani stunting di Wonosobo mendapat apresiasi dari Kepala BKKBN Jawa Tengah, drg Widwiono. Menurutnya, dengan adanya komitmen dari pimpinan Daerah, maka gerakan untuk pencegahan dan penanganan stunting akan lebih cepat dan tepat mencapai sasaran. "Kabupaten Wonosobo saya nilai sudah cukup bagus dalam upaya untuk terus menekan jumlah anak pengidap stunting ini, hingga kedepan tinggal meneruskan secara lebih intensif lagi," ungkapnya. Telah adanya pemetaan Desa-Desa yang menjadi lokus stunting disebut drg Widwiono juga akan mempermudah sasaran prioritas, termasuk di dalamnya bagaimana mengajak Pemerintah Desa untuk turut berpartisipasi melalui anggaran Desa.
Selaras, Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Wonosobo, Dyah Afif menyatakan pihaknya akan lebih serius dalam mengoptimalkan setiap potensi untuk menekan stunting. "Bahkan pada 2020 lalu, peran dan partisipasi Desa untuk mencegah stunting melalui anggaran Dana Desa cukup besar, yaitu mencapai 5,2 Milyar Rupiah dari 15 Desa," terangnya. Desa-Desa yang telah memanfaatkan Dana Desa disebut Dyah Afif adalah Surengede, Serang, Igirmranak, Sigedang, Tieng Dan Tambi di Kecamatan Kejajar, kemudian Kapencar dan Pagerejo Kecamatan Kertek, Desa Pulosaren, Ropoh, Kalipuru dan Rejosari Kecamatan Kepil, serta Kalialang Kalibawang, Slukatan Mojotengah Dan Tlogojati Kecamatan Wonosobo. Dengan adanya dukungan dari Desa serta keterlibatan mitra Pemerintah seperti kader-kader TP PKK Desa Dan Duta Genre, Dyah mengaku lebih semangat dan optimis progress pencegahan stunting akan sesuai harapan semua pihak.