Beraroma Khas, Wagub Apresiasi Kopi Asli Desa Kapencar
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, memberikan apresiasi atas rasa khas dari kopi asli Desa Kapencar, Kecamatan Kertek. Dalam rangkaian lawatan peninjauan pilkades di Wonosobo, Rabu, 12 Desember, Wagub bersama beberapa Pimpinan OPD Provinsi Jawa Tengah, didampingi Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo, Afif Nurhidayat, Pj Sekda Wonosobo, M.Zuhri dan Asisten Pemerintahan Sekda, M.Aziz Wijaya, menyempatkan diri menikmati rasa dan aroma khas kopi asli Desa Kapencar. Diakuinya rasa kopinya sangat khas, karena ada aroma buah dan karamel yang kuat saat diminum.
Menurut barista asal Desa Kapencar, Bayu Rahayu, kopi Desa Kapencar merupakan jenis kopi Arabica yang tumbuh di Desa Kapencar sejak lama. Meski sudah lama, pengemasan kopi baru dilakukan sekitar 1,5 tahun. Sebelumnya warga hanya menanam sambil lalu saja, dan tanaman kopi hanya menjadi tanaman pembatas lahan, sehingga tidak banyak dilirik masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, yang mana kopi menjadi life style masyarakat Indonesia dan dunia, Bayu atas bantuan dari rekan-rekan penggemar kopi serta berkolaborasi dengan kelompok tani Sumber Makmur desa Kapencar, berhasil mengolah kopi arabica khas desa Kapencar. Mengusung branding “Kampung Kopi” yang juga sekaligus menjadi merk kopi ini, Bayu bersama istrinya, Iin Aqulina, dibantu beberapa anggota kelompok tani Sumber Makmur, mulai mengajak warga setempat untuk memproduksi kopi. Tiap warga desa Kapencar, saat ini bisa mengolah kopi menjadi kopi matang (rosting) dengan bungkus yang sama serta ukuran seragam, yakni 100 gram. Selain dalam bentuk kemasan, warga juga memproduksi kopi dengan ukuran sesuai pesanan. Menurutnya, ada pembagian tugas antara warga dengan kelompok tani. Jika warga yang mengolah, maka kelompok tani yang bertanggung jawab untuk penanaman tanaman kopi.
Terkait produksi tanaman kopi sendiri, meski masih ditanam warga dalam bentuk tumpangsari, tapi tiap tahun bisa menghasilkan tidak kurang dari 10 ton tanaman kopi. Jumlah ini diakui Bayu masih belum mencukupi untuk memenuhi pesanan dari luar Wonosobo. Meski demikian, pihaknya masih tetap menggunakan tanaman kopi asli desa Kapencar untuk menjaga kualitas dan cita rasa khas kopi setempat.
Adapun untuk pemasaran, selain dijual di beberapa kafe di Wonosobo dan para penikmat kopi, pihaknya juga menggunakan media online seperti Facebook, Instagram dan WA, untuk lebih memperluas jejaring pasar. Hasilnya selain pemasaran ke Jawa Barat, juga sudah sampai mancanegara, seperti ke Kuwait, Sidney, Hongkong dan Singapura. Kesemuanya sudah dalam bentuk kopi matang (rosting). Ada kesepakatan antar warga dan kelompok tani, untuk tidak menjual kopi dalam kondisi belum matang.
Pihaknya sangat optimis, bisa terus mempromosikan kopi Desa Kapencar, karena kopi arabica yang tumbuh di dataran tinggi, seperti di sekitar lereng Gunung Sumbing dan Sindoro ini banyak peminatnya. Awal mulai banyaknya permintaan kopi desa Kapencar sendiri, dimulai saat Bayu tampil menjadi barista terbaik dalam gelaran Festival Kopi tahun 2017 di Pendopo Kabupaten Wonosobo. Dilanjutkan dengan ikut dalam Festival Kopi tahun 2018 di Sasana Adipura Kencana sebagai rangkaian Peringatan Hari Jadi Wonosobo ke 193.
Sedangkan terkait kelebihan kopi desa Kapencar, ada pada aroma kopi dengan rasa karamel yang kuat serta ada perpaduan rasa kacang. Selain rasa asamnya tidak begitu kuat, tidak seperti kopi daerah lain, serta aroma buahnya lebih terasa.
Sementara dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo sendiri, melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, telah memberikan beberapa binaan dan bantuan, seperti binaan pengolahan lahan, bantuan bibit tanaman kopi dan seminar-seminar terkait pemasaran dan pengolahan kopi.
Bayu beserta Iin, yang kesehariannya menjadi pendamping kelompok tani Sumber Makmur, sangat berharap, agar Pemerintah lebih mempromosikan kopi desa Kapencar, sehingga bisa memperluas area pemasaran, baik domestik maupun manca negara, termasuk dengan terus memberikan pembinaan dan pelatihan kepada perajin kopi, dari pengolahan bahan dasar, sampai menjadi produk siap untuk dipasarkan.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh warga desa Kapencar. Hal ini membuktikan bahwa kreasi dan inovasi tidak mengenal batas ruang dan waktu. Sehingga beranjak dari hal tersebut, bisa muncul kemandirian warga desa yang ujungnya bisa membuat desa lebih berdaya. Terkait berbagai kendala dan harapan para perajin dan petani kopi tersebut, Wagub siap membantu dari sisi promosi dan pemasaran, dengan memperkenalkan kopi khas desa Kapencar ini dalam kegiatan-kegiatan Pemerintahan, baik di tingkat Provinsi maupun pusat.