BUPATI WONOSOBO MELAUNCHING BPNT DAN SHELTERED PEDULI DISABILITAS WONOSOBO
Pemerintah Kabupaten Wonosobo Dinas Sosial melaunching Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang secara langsung dilakukan oleh Bupati Wonosobo Eko Purnomo, Sekaligus meluncurkan program Sheltered Workshop Peduli Tali Kasih di Desa Maron Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo, kerja sama dengan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini di Temanggung.
Bupati ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, atas bantuan pembangunan Shelter dan pemberian bahan-bahan pelatihan, bimbingan serta pelatihan bagi Penyandang Disabilitas Intelektual di Kabupaten Wonosobo. Semoga pelatihan yang diberikan, membawa manfaat, kebaikan dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
BBRSPDI merupakan salah satu Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Sosial RI yang berada di bawah dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pusat rujukan nasional dan menjadi laboratorium untuk mengembangkan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual.
Kepala BBRSPDI, Murhardjani menerangkan Sheltered Workshop peduli merupakan upaya BBRSPDI dalam memberikan kesempatan kerja dan perlindungan bagi penyandang disabilitas intelektual yang dilaksanakan di masyarakat.
"Kegiatan Sheltered Workshop Peduli ini meliputi bimbingan aktivitas sehari-hari, keaktifan sosial, dan keterampilan untuk usaha ekonomi produktif" ujar Murhardjani saat memberi sambutan Kamis 1 November 2018.
Murhardjani juga mengatakan kegiatan Sheltered Workshop Peduli Tali Kasih merupakan kerjasama antara BBRSPDI dengan Pemkab Wonosobo. Bentuk kerjasama berupa sharing budget. Yaitu Semua anggaran dari BBRSPDI kecuali Stimulan Usaha Ekonomi Produktif (SUEP).
Kegiatan Sheltered Workshop di Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo ini diikuti oleh 15 penyandang disabilitas intelektual yang didampingi oleh 5 pendamping.
Sebelum launching telah diadakan bimbingan teknis kepada kader pendamping. BBRSSPDI memberikan pelatihan pembuatan keset dan batik ciprat. Dua bimbingan ini sengaja di pilih disesuaikan dengan potensi dan kemampuan para penyandang disabilitas intelektual.
Murhardjani melanjutkan, Sheltered workshop peduli adalah jalur alternatif penyaluran kerja yang paling sesuai untuk penyandang disabilitas intelektual.
"Penyandang disabilitas intelektual masih bisa tetap berada di tengah-tengah keluarga tanpa menjadi beban karena sudah mampu berpenghasilan" lanjutnya.
Program yang baru saja mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara (Kemenpan RB) berupa Top 40 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2018 ini sudah berjalan di 12 lokasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak 2015.
"Sebelumnya, program tersebut bernama Kampung Peduli yang menitikberatkan pelayanan rehabilitas. Saat ini, program SW menitikberatkan upaya penyaluran dan produksi barang yg bernilai ekonomis" imbuhnya.