BATIK  WONOSOBO HARUS MEMILIKI MOTIF KHUSUS SEBAGAI CIRI KHAS DAN KEBANGGAAN
SADDAM Rabu, 15 Mei 2019 pukul 02.29 WIB
293 views | Share:

BATIK WONOSOBO HARUS MEMILIKI MOTIF KHUSUS SEBAGAI CIRI KHAS DAN KEBANGGAAN

WONOSOBO. Batik Wonosobo sangat banyak jenis dan ragamnya, dengan mutu dan kualitas yang bagus, namun saat ini belum memiliki motif khusus sebagai ciri khas kebanggaan Wonosobo. Selain itu, hasil karya asli tersebut belum semua dikenal oleh khalayak luas, baik lokal maupun luar Wonosobo. Terkait hal tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), melakukan berbagai gebrakan. Salah satunya dengan menggelar lomba desain batik dari tingkat SD sampai untuk umum. Serta Seminar Batik Wonosobo yang dilaksanakan di Pendopo Bupati Selasa (14/05) dengan menghadirkan tiga narasumber dari Akademisi di Jawa Tengah.

Menurut Kepala Disparbud Wonosobo, One Andang Wardoyo, latar belakang kegiatan ini karena adanya UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Kemajuan Kebudayaan, yang mana di dalamnya ada 10 obyek, dan salah satunya seni yang mencakup batik. “Kami tergugah oleh UU Nomor 5 Tahun 2017, di sana ada 10 obyek, salah satunya seni batik yang masuk di dalamnya, dan bisa membawa ciri khas daerah”, terangnya.

Melalui seminar tersebut, Andang berharap, para narasumber bisa memberikan pengetahuan tentang batik, motif batik, dan seperti apa ragam jenis dan pemanfaatannya. Sehingga nantinya bisa ditentukan motif khusus yang mencerminkan sebagai motif khas Wonosobo yang menjadi kebanggaan dan yang bisa bersaing di kelas regional.

Di Wonosobo sendiri banyak yang telah memproduksi berbagai macam jenis batik, tapi Pemerintah Daerah punya pekerjaan rumah. Yang pertama adalah motif, motif batik Wonosobo mau yang seperti apa dan coraknya yang seperti apa. Yang kedua pemanfaatannya, siapa yang pakai, apakah akan diklasifikasikan, misalnya seperti upacara, kelas bupati, kelas Forkopimda, untuk kelas pejabat, atau peserta biasa. Kemudian untuk upacara kebesaran, kemudian ada juga upacara-upacara biasa, serta yang harian, yang mana bisa dimanfaatkan harian. Kemudian yang anak-anak seperti apa, ibu-ibu seperti apa. Kemudian pertanyaan saya kepada peneliti adalah yang untuk jarik, karena kuncinya di jarik, untuk yang jarik seperti apa, yang untuk baju seperti apa. Dari jawaban para narasumber atas pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa disepakati, setidak-tidaknya ada motif khusus, motif khas, yang mencerminkan itu motif khas Wonosobo yang betul-betul itu menjadi kebanggaan, dan bisa menjadi oleh-oleh yang bisa bersaing di tingkat regional, nasional, internasional dan global. Pekerjaan Rumah lainnya adalah bahan baku yang mahal, dan ini saya akan mendorong Dekranasda bisa tidak merubah polanya, agar Dekranasda menjadi penyuplai bahan baku, atau PT. Aneka Usaha, sehingga harga bahan baku tidak mahal.

One Andang menambahkan, satu lagi saran dari Purwanto, Dosen Seni rupa UNNES, agar setelah ini diadakan workshop berupa pemilihan pola oleh perajin batik, setelah ditemukannya motif atau corak. Dulu sebenarnya sudah ada motif Carica, tapi tidak punya dasar hukum penetapan motif Carica menjadi motif khas Wonosobo. Setelah seminar ini, nantinya ada tahapan, duplikasi hasil seminar, serta pembuatan Peraturan Bupati atau Perda. Jadi hasil seminar ini ada tindak lanjutnya menjadi kekayaan benda Wonosobo.

Dalam seminar ini digelar juga lomba desain batik, dan menurut One Andang, saking banyaknya motif batik, juri sampai bingung. Antara yang juara dan tidak juara, bedanya sangat tipis, terutama yang dari pelajar SLTA. Saya berharap ini jadi awal dalam pembuatan kebijakan yang legal. 

Wabup, Agus Subagiyo, minta agar kegiatan sejenis ini didukung semua pihak, dan setelah seminar ini segera dibuat laporan kepada Bupati dalam bentuk Nota Dinas, serta advice kepada Bupati berupa telaahan staf, agar batik Wonosobo dipakai oleh semua siswa sekolah-sekolah dan pegawai-pegawai, utamanya PNS. Saat ini sudah ada himbauan untuk memakai batik khas Wonosobo tiap hari Kamis, dan ini agar terus dikembangkan. Tapi Wabup meminta agar tidak berhenti pada batik saja dalam menemukan motif khas Wonosobo, tapi kuliner khas Wonosobo juga perlu terus dipromosikan dan dikaji, apa yang jadi makanan khas asli Wonosobo. Wabup mencontohkan Magelang dan Sleman. Selain itu proses manajemen batik juga perlu dipikirkan dengan baik, sehingga ada efisiensi dan harganya bisa ditekan.