3 Inovasi Wonosobo Sukses Masuk Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik KemenPAN-RB
3 inovasi yang diajukan Pemerintah Kabupaten Wonosobo berhasil masuk Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Menurut Plt.Kabag Organisasi Setda Wonosobo, Tono Prihatono, di ruang kerjanya, Jum’at (21/6), kepastian ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 tentang Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019 tanggal 18 Juni 2019.
3 inovasi yang diajukan Pemkab Wonosobo adalah Labu Basi (Layanan Budaya Baca Siswa) dari SD Negeri 1 Garung dengan inovator Paryono, PL Sagita (Pangan Lokal Sahabat Gizi Kita) dari Puskesmas Garung dengan inovator Wilda lnayah dan Rumah Sakit Rasa Toyota, Sistem Perbaikan Berkelanjutan "Toyota Way" untuk RSUD Setjonegoro dari RSUD Setjonegoro dengan inovator Yudika R.
Atas keberhasilannya, 3 inovasi tersebut berhak menerima penghargaan nasional dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada "Awarding Top 99" yang akan diselenggarakan pada tanggal 18 Juli 2019 di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah.
Tahapan selanjutnya adalah Tahap Presentasi dan Wawancara, untuk menentukan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2019, yang akan dilaksanakan pada Tanggal 11 Juli 2019 di Kementerian PAN RB, sesuai jadwal yang terlampir pada Surat Menteri PAN-RB Nomor : B/196/M.PP.00.05/2019 Tanggal 19 Juni 2019 perihal Undangan Presentasi dan Wawancara Kompetisi lnovasi Pelayanan Publik Tahun 2019, dengan ketentuan peserta yang diizinkan mengikuti presentasi dan wawancara adalah 5 orang, terdiri dari presenter/penyaji sebanyak 3 orang, yakni 1 orang pimpinan daerah, yang mana kehadiran Bupati menjadi poin penilaian tertinggi. Berikutnya, 1 orang pimpinan Perangkat Daerah/Unit Pelayanan Publik dan 1 orang inovator, 1 orang asisten sorot/operator dan 1 orang dokumentasi. Total waktu presentasi/penyajian tiap inovasi adalah 30 menit, terdiri dari Presentasi selama 10 menit, yakni penyajian materi selama 7 menit dan pemutaran video berdurasi 3 menit, dilanjutkan dengan wawancara selama 20 menit. Konten presentasi sendiri meliputi 5W dan 1 H dengan ukuran penilaian meliputi keunikan, dampak, keberlanjutan dan potensi replikasi.
Ditambahkan Tono, kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) sejak tahun 2014-2018, bertujuan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dalam memberikan semangat kepada jajaran birokrasi untuk berinovasi, dan untuk keberlanjutan program, inovasi yang dibuat harus dicantumkan dalam target kinerja.
Ada beberapa hal yang mendorong Pemerintah Daerah untuk mengikuti kompetisi yang paling prestisius di tanah air ini. Pertama, KIPP sejalan dengan tema dunia dalam memenuhi 17 tujuan SDGs di tahun 2030. PBB pertama kali menyebutkan inovasi pelayanan publik sebagai cara mendorong tercapainya 17 SDGs dalam United Nations Public Services Forum 2017 di Den Haag. Sehingga tema yang diusung adalah Accelerating Public Service for Agenda 2030. Selain itu, The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menjadikan Indonesia sebagai studi kasus dari negara-negara berkembang yang dianggap sudah maju.
Alasan kedua, Bappenas telah menetapkan inovasi pelayanan publik, yang termasuk di dalamnya KIPP sebagai program strategis nasional tahun 2019. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024, inovasi pelayanan publik merupakan bagian strategis di bidang pelayanan publik.
Hal lainnya, dalam beberapa tahun terakhir, penyelenggaraan kompetisi serupa KIPP yang dilakukan Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah sudah banyak bermunculan, dengan tetap diarahkan untuk KIPP yang diselenggarakan Kementerian PAN-RB sebagai kompetisi paling prestisius saat ini. Terkait hal tersebut, sejak tahun 2017 Kementerian Keuangan telah menetapkan hasil KIPP sebagai salah satu kategori kinerja yang diberikan Dana Insentif Daerah (DID) tahun berikutnya. Sehingga KIPP merupakan strategi menumbuhkan inovasi, bukan sebagai tujuan. Menjadi yang terbaik tentu membanggakan, tetapi menjadi yang terbaik tetapi tidak memberikan dampak atau pengungkit perubahan, menjadikan kompetisi ini kehilangan jiwanya. KIPP 2019 secara konsisten tetap sejalan dengan dan searah dengan kebijakan reformasi birokrasi. Karena itu, tema kompetisi tahun ini adalah Inovasi Pelayanan Publik sebagai Perwujudan Percepatan Reformasi Birokrasi dan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.